PKBI Garut Berdiskusi RTL Jelang Audiensi Dengan Pj. Bupati

PKBI Garut Berdiskusi RTL Jelang Audiensi Dengan Pj. Bupati

251
0
SHARE
Diskusi Pembahasan RTL.

“Bertarget dan Output Program”

Garutnews ( Rabu, 28/02 – 2024 ).

Ketua PKBI Cabang Kabupaten Garut, Drs. H. WS Zakaria, M.Si bersama Ketua Pengurus Ir. Denden Supresiana (Direktur Eksekutif) memimpin diskusi ‘Rencana Tindak Lanjut’ (RTL) menjelang beraudiensi dengan Pj. Bupati Barnas Adjidin.

Helatan ‘Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia’  cabang kabupaten setempat itu, diikuti 20 peserta dari Perwakilan SKPD terkait, Pengurus PKBI, Private Sektor, Media, Peer Support dan Civil Society di SSR PKBI, di ruang pertemuan PKBI, Rabu (28/02-2024).

Drs. H. WS Zakaria, M.Si.

Antara lain detail membedah upaya selama ini menyusun ‘Rancangan Peraturan Daerah’ (Perda) maupun ‘Peraturan Bupati’ (Perbup) Tentang Penanggulangan HIV/AIDS, menganalisa data statistik terinfeksi HIV/AIDS hingga akhir Desember 2024.

Serta ragam program prioritas unggulan lain, sehingga diharapkan bisa mendapatkan penguatan atensi pada audiensi Dengan Pj. Bupati yang diagendakan berlangsung pada pekan pertama Maret 2024.

Ir. Denden Supresiana.

“Kini diperlukan pula upaya maksimal memerkuat pemahaman PrEP, DVR, dan CAB-LA dapat menjadi senjata penting memerangi penyebaran HIV,” imbuh WS Zakaria juga Denden Supresiana.

Lantaran, PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis/Profilaksis Pra-Pajanan), salahsatu metode dikembangkan dalam upaya pencegahan penularan HIV, baik melalui transmisi seksual maupun penggunaan jarum suntik.

Maka dengan pemahaman kuat, kita dapat mengimplementasikan program ini secara efektif di lapangan, serta membantu pencapaian tujuan bersama mengendalikan penyebaran HIV di Indonesia, khususnya di wilayah site Kab. Garut, dan Kota Tasikmalaya.

Rabu (28/02-2024).

Dengan target global HIV-AIDS 2030 dikenal Three Zero, dunia berkomitmen mengakhiri epidemi HIV melalui zero infeksi baru HIV, zero kematian terkait AIDS, dan zero stigmadiskriminasi.

Komitmen ini disusul Deklarasi Politik AIDS diadopsi pada Pertemuan Tingkat Tinggi tentang AIDS Juni 2021 menetapkan target 95% pengujian, dan pengobatan serta 95% berisiko HIV menggunakan pencegahan kombinasi menjadi salahsatu target dicapai 2025.

Guna mencapainya, upaya kuat juga perlu dilakukan meningkatkan akses ke tes HIV serta pencegahan HIV, termasuk melalui pengenalan, dan penerapan metode baru, seperti skrining berbasis komunitas (CBS) serta profilaksis pra pajanan (PrEP).

Pelbagai studi global menunjukkan hasil menjanjikan penggunaan PrEP untuk pencegahan penularan HIV terutama populasi kunci berisiko tinggi tertular HIV- AIDS. Penggunaan PrEP oral yang konsisten terbukti mengurangi kemungkinan terinfeksi HIV hingga 90%.

Lebih 10 penelitian terkontrol secara acak menunjukkan efektivitas PrEP mengurangi penularan HIV antar pelbagai populasi termasuk pasangan heteroseksual serodiskordan (satu pasangan terinfeksi dan lainnya tidak), pria berhubungan seks dengan pria, wanita transgender, berisiko pasangan heteroseksual, dan orang menyuntikkan narkoba.

Seperti halnya ARV dapat efektif menekan perkembangan virus HIV, PrEP juga bisa memberikan perlindungan dan kemanjuran maksimum mencegah infeksi HIV melalui kepatuhan penggunaan tinggi (Tetteh RA, et al., 2017; Silapaswan A, et al., 2017).

Oral PrEP, satu dari tiga metode PrEP kini dipromosikan pada populasi dianggap rawan tertular HIV. Terkait upaya meningkatkan kualitas layanan HIV termasuk di dalamnya pemberian layanan komprehensif kepada klien dan pengembangan layanan PrEP, PKBI Jabar mendapatkan dukungan dari IPPF melalui PKBI Nasional.

Di Jawa Barat, Layanan PrEP diinisiasikan ke jaringan Klinik PKBI, di antaranya Klinik Mawar PKBI Kota Bandung, Klinik Teratai PKBI Jabar, dan Klinik Aster PKBI Garut.

Dukungan tersebut meski berdurasi cukup pendek diharapkan dapat meningkatkan performa layanan HIV di lingkungan PKBI Jabar. Selain itu diharapkan selanjutnya dapat didukung sumber – sumber pendanaan lain, baik dari pemerintah, swasta maupun donor.

Berikut Latar Belakang Estimasi, dan proyeksi HIV-AIDS (2019-2024) memerkirakan jumlah infeksi baru cenderung meningkat selama pandemi COVID-19. Berdasar laporan Perkembangan HIV dari Kemenkes, pada2018 ada 46.659 kasus baru HIV, sedangkan periode Januari September 2022 dilaporkan 52.955 terinfeksi HIV dari 5.002.679 dites HIV.

Kendati data 2021 tidak lengkap karena beberapa daerah terkendala COVID-19. Terdapat pula grafik memerlihatkan kecenderungan kenaikan kasus baru HIV tahun 2017 – 2022.

Populasi risiko tinggi tertular HIV dilakukan penjangkauan disertai  pemberian materi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). Pemberian materi itu juga dibarengi upaya penurunan risiko seperti pemberian terapi substitusi metadon dan jarum suntik steril pada PKBI DAERAH JABAR CABANG KAB. GARUT an Sukagalih Kecamatan Tarogong Kidul Garut.

Bagi kelompok pengguna narkoba suntik ataupun kondom pada hubungan seksual berisiko. Sementara pola penyebaran mengakses layanan PrEP masih didominasi perilaku berisiko LSL, diikuti WPS, pasangan HIV sesuai kriteria yakni serodiskordan yang mana rerata dengan viral load belum tersupresi.

Namun demikian hanya penggunaan PrEP tanpa diikuti penggunaan kondom yang konsisten tetap berisiko terinfeksi IMS. Tahun 2024 ini, pemerintah terus memerluas cakupan wilayah layanan PrEP, salah satu nya di Kabupaten Garut.

Perlunya peningkatan pemahaman pada populasi risiko tinggi diduga sebagai rendahnya minat dalam mengakses PrEP. Hal lain masih memerlukan perhatian berupa kepatuhan klien mengakses PrEP.

Guna memersiapkan dan mengantisipasi kondisi serta pelaksanaan kegiatan di atas, pelaksana program PrEP PKBI Jawa Barat, melalui PKBI Garut merasa perlu menghadirkan perwakilan stake holder terkait agar pelaksanaan Layanan PrEP di Kabupaten Garut bisa berjalan lebih baik lagi sesuai tujuan yang sudah ditetapkan pemerintah.

Dengan memaparkan program, kegiatan – kegiatan program, target dan output diharapkan dapat dicapai. • Terdokumentasinya kondisi dan permasalahan pelayanan PrEP • Menggali dan memelajari tantangan terkait penerapan PrEP dari perencanaan, penerapan, dan monitoring evaluasi •

Mempelajari pula penyebab/hambatan populasi sasaran yang belum mengakses • Membahas langkah dan startegi pelaksanaan program.

Hasil yang Diharapkannya. Seluruh pelaksana program memiliki pemahaman sama terkait pelaksanaan program, baik kegiatan dan pertanggungjawabannya, dengan target dan output program.

*********

Abah John.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY