Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Senin, 23/01 – 2017 ).
– Kalangan konsumen khususnya ibu rumah tangga hingga kini masih dipusingkan dengan harga cabai yang ternyata juga tak kunjung normal. Terutama cabai rawit merah. Meski sempat dikabarkan harganya mulai mengalami penurunan.
Kenyataannya, pada sejumlah petani, dan pasar tradisional di Kabupaten Garut, harganya pun masih berfluktuatif. Seperti terjadi di Pasar Induk Pasar Guntur Ciawitali.
Padahal harga mata dagangan tersebut, sempat mengalami penurunan dari Rp 110.000 per kilogram menjadi sekitar Rp 80.000 per kilogram. Tetapi kini, harganya kembali meningkat menjadi berkisar Rp90.000-Rp95.000 per kilogram.
Sejumlah pedagang di Pasar Guntur Ciawitali menuturkan, harga cabai sekarang sangat bergantung pada bertambah tidaknya pasokan yang datang. Jika pasokan bertambah maka harganya dipastikan turun. Sebaliknya, jika pasokan berkurang maka harga cabai kembali merangkak naik.
Kondisi itu kian diperparah, kondisi penurunan maupun penaikan harga cabai ini bisa terjadi dalam hitungan per jam.
“Harga cabai sekarang ini belum normal. Jika ada kiriman dari Jawa Tengah, atau dari mana saja maka dipastikan harga cabai bakal turun. Namun kalau pasokan kurang, harga mendadak naik lagi,” ungkap seorang pedagang Iwan Setiawan, Ahad (22/01-2017).
Sejumlah pedagang lainnya katakan pula, dalam sepekan terahir ini tak ada pasokan cabai dari luar Garut. Sehingga harga cabai masih bertahan. Kalau pun harga naik atau turun, selisihnya masih pada kisaran Rp10.000 hingga Rp 15.000 per kilogram.
“Kalau harga cabai merah masih bertahan di Rp38.000 per kilogrm dari semula Rp30.000 per kilogram,” kata pedagang lainnya, Imas.
Kepala Seksi Sayuran Bidang Produksi pada Dinas Pertanian kabupaten setempat Deni Herdiana mengemukakan, harga cabai maupun sejumlah komoditas sayuran lainnya hingga saat ini masih fluktuatif.
“Setiap saat harganya terus berubah. Perubahan harga bukan lagi dalam jarak hari melainkan bisa setiap jam. Misalnya, pukul sembilan pasokan cabai datang dengan harga Rp90.000, tapi berselang pukul dua siang, harganya bisa berubah lagi. Bisa naik. Bisa pula turun. Ini terjadi terutama di pasar-pasar induk,” katanya.
Dikatakan, jika cuaca terus menerus hujan seperti sekarang ini maka harga cabai diperkirakan bakal tetap tinggi hingga April mendatang. Terutama harga cabai rawit lokal atau disebut cabai inul.
“Masa panen raya cabai pada masa selanjutnya baru terjadi April 2017 mendatang bila curah hujan tinggi seperti sekarang ini. Tapi kalau ahir bulan ini dan seterusnya kemarau atau jarang hujan, ya lain lagi ceritanya,” katanya pula.
*********
(NZ, Jdh).