Perahu Nelayan Garut Tenggelam Dihantam Gelombang Tinggi

Perahu Nelayan Garut Tenggelam Dihantam Gelombang Tinggi

663
0
SHARE
Menunggu Reda Gelombang Tinggi.
Berpotensi Mendadaksontak Longsor.

“Rawan Bencana”

Garut News ( Ahad, 22/09 – 2019 ).

Perahu Nelayan Garut, Jawa Barat, diduga kuat ditenggelamkan hantaman gelombang tinggi sehingga seorang nelayan masih raib dan seorang lagi berhasil diselamatkan  di perairan Pantai Santolo Pamalayan Cikelet, Ahad (21/09-2019).

Korban selamat, Iip (23) penduduk Kampung Banyu Asih Pamalayan Cikelet. Sedangkan rekannya, Jajang (40) hingga berita diturunkan masih dalam pencarian.

Ketua ‘Forum Pengurangan Resiko Bencana’ (FPRB) Mancagahar, Sovi katakan kecelakaan menimpa perahu congkrang “Sundari 2” milik Ujang Amanda warga Kiarakohok Pamalayan Cikelet itu, terjadi di perairan pantai Santolo Cilauteureun sekitar pukul 04.00 WIB.

Nelayan lainnya dibantu petugas Satuan Polisi Air Pameungpeuk berupaya melakukan penyelamatan namun terkendala tingginya gelombang bisa membahayakan keselamatan jiwa.

Korban Iip berhasil diselamatkan. Dia berikut perahu ditumpanginya langsung dievakuasi ke tepi pantai. Sedangkan rekan korban masih dalam pencarian.

“Menyisir sekitar tempat perahu karam, hanya ditemukan satu orang, selamat, dan berhasil dievakuasi. Sedangkan rekannya masih belum ditemukan,” ungkap Sovi.

“Rawan Bencana”

Dalam pada itu, berdasar catatan “Badan Penanggulangan Bencana Daerah” (BPBD) kabupaten setempat, Garut berpotensi bahaya bencana setiap saat bisa terjadi di musim hujan atau kemarau. Mulai longsor, pergerakan tanah, banjir, angin puting beliung, gempa bumi, gelombang tinggi, letusan gunung, kekeringan, hingga kebakaran lahan hutan.

“Di Garut, bencana terjadi setiap bulan berfrekuensi berbeda setiaptahunnya,” ujar Kepala BPBD Firman Karyadin, Ahad (22/09-2019).

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Rachmat Supriatin juga menyebutkan, selama Januari-September mencatat ada 273 kali bencana. Kejadian itu terdiri banjir, longsor, pergerakan tanah, gempa bumi, gelombang tinggi, angin puting beliung, kebakaran lahan hutan hingga rumah rubuh, termasuk orang tenggelam.

“Total nilai kerugian materialnya mencapai Rp10 miliar lebih. Mengakibatkan sedikitnya lima korban meninggal dunia, 17 korban luka, dan 149 KK atau 597 orang sempat mengungsi,” ungkap dia pula.

Selain itu, 22 unit rumah hancur, 103 lainnya rusak berat, 112 rusak sedang, dan 116 rusak ringan. Serta 106 rumah terancam, juga 773 rumah terendam. Plus, 23 unit sekolah, delapan tempat ibadah, puluhan hektare sawah, kebun, lahan hutan, dan fasilitas umum pun rusak lantaran bencana.

********

(Abisyamil, JDH/Fotografer : John Doddy Hidayat).

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY