Esay/Foto : John Doddy Hidayat.
Garut News ( Rabu, 29/07 – 2015 ).

Proses pengelolaan managemen termasuk mutasi kepegawaian di lingkungan “Dinas Pendidikan” (Disdik) Kabupaten Garut, Jawa Barat, kini dinilai terindikasi kuat masih “jeblog” atawa bobrok.
Kebobrokan tersebut, dikemukakan beberapa saksi mata dari wilayah selatan kabupaten itu.
Kepada Garut News, Rabu (29/07-2015), mereka antara lain katakan kepala sekolah yang meski baru dilantik pada Maret 2015 di SMPN Satu Atap Pamulihan telah langsung dipindah lagi ke sekolah lebih besar.

Sedangkan masih banyak kepala sekolah lain justru menjadi “tertendang”, kendati selama ini melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh.
Kemudian SMP terbuka SMPN 2 Cikelet dipaksakan menjadi sekolah SMP baru dengan nama SMPN 4 Cikelet, tanpa memertimbangkan proses administrasinya.
Sehingga saat ini, murid pada SMPN 2 Cikelet terpaksa kudu dibagi dua, termasuk alokasi dana “Bantuan Operasional Sekolah” (BOS).
Termasuk terdapat pula, sebelum 15 Maret 2015 seorang tenaga pendidikan yang bertugas pada SMPN Satu Atap 1 Pamulihan, kini di SMPN 2 Cikelet.
Ragam keluhan termasuk kekecewaan terhadap sistem pengelolaan managemen di lingkungan Disdik kabupaten setempat tersebut, hingga kini sangat sulit dikonfirmasikan pada Kepala Disdik Mahmud, maupun Sekretarisnya Dede Sutisna.
Lantaran kedua pejabat teras itu, selama ini pula sangat langka atawa sulit ditemui di ruang kerjanya masing-masing.
Ragam alasan maupun alibi kerap dikemukakan para ajudan kedua pejabat besar tersebut, terkait sangat langkanya Mahmud dan Dede Sutisna bisa betah berada di ruang kerja mereka masing-masing.
*******