Penduduk Karangpawitan Sulit Peroleh Pasokan Air Sawah

Penduduk Karangpawitan Sulit Peroleh Pasokan Air Sawah

914
0
SHARE

Garut News, ( Selasa, 24/09 ).

Dam Bendung Copong Juga Belum Tuntas Dibangun. (Foto: John).
Dam Bendung Copong Juga Belum Tuntas Dibangun. (Foto: John).

Penduduk Kelurahan Lebakjaya di Kecamatan Karangpawitan mengeluhkan kondisi irigasi di daerah mereka, mengalami pendangkalan parah.

Sehingga mereka mulai kesulitan mendapatkan pasokan air, mengairi areal pertanian mereka.

Bahkan masyarakat sangat khawatir pendangkalan terjadi pada saluran air tersebut, lantaran berpotensi menimbulkan polusi udara, serta ancaman beragam jenis penyakit.

Menyusul, pendangkalan bukan hanya akibat menumpuknya tanah lumpur, melainkan juga berbaur dengan gundukan ragam jenis sampah.

Terutama terjadi di dekat jembatan Kampung Parabong melintasi Jalan Raya Garut Kota-Karangpawitan.

Sehingga penduduk pun mendesak tuntutan dinas terkait segera melakukan pengerukan atas saluran irigasi ini.

Mereka malah mengancam melakukan aksi demonstrasi pada Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Garut, jika itu tetap dibiarkan terlantar.

“Kami berharap sungai dikeruk, dan lumpur atawa endapan tanah, dan sampahnya segera diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah). Jangan dibiarkan begitu saja,” tandas Abdul Gani(56), pemuka masyarakat setempat, Senin (23/09).

Dikemukakan, tak maksimalnya fungsi saluran irigasi di daerahnya berlangsung lama.

Kesulitan mendapatkan air lantaran debit air pada saluran irigasi tersebut turun drastic, terjadi setiap musim kemarau.

Sayangnya, kendati kondisi itu berulang kali dilaporkan ke Pemkab Garut melalui dinas instansi terkait,

Pemkab Garut terkesan membiarkannya.

“Jadi wajar jika warga hendak mendemo. Sebab, hingga kini, SDAP-nya cuek saja. Dan biasanya, pemerintah di Garut itu baru bergerak apabila didemo. Apabila belum didemo, pejabatnya diam saja. Ketika terdapat korban, baru mereka bergerak,” ungkap Gani.

Kepala Dinas SDAP, Uu Saepudin menegaskan dalam waktu dekat ini irigasi sepanjang sekitar 40 kilometer pada sejumlah titik lokasi dikeruk, memaksimalkan kembali fungsi saluran irigasi. Termasuk di antaranya saluran irigasi di daerah Kelurahan Lebakjaya.

Adanya pengerukan tersebut, diharapkan saluran irigasi meliputi empat wilayah kecamatan, sejak dari Kecamatan Bayongbong, Cilawu, Garut Kota hingga Karangpawitan bisa kembali berfungsi normal.

Dia mengklaim, pengerukan irigasi di daerah ini, bahkan berjalan sejak beberapa pekan lalu, dan dilakukan bertahap.

Menurutnya, saat ini, saluran irigasi teknis di Kabupaten Garut rata-rata tertutup endapan lumpur dan pasir setinggi sekitar 70 persen.

Akibatnya, air tersalurkan hanya 30 sekitar persen.

“Jika tinggi irigasi satu meter, 70 centimeter di antaranya tertutup endapan. Maka, butuh pengerukan berkelanjutan agar saluran kembali normal, dan irigasi bisa menyuplai air bagi lahan pertanian hingga kawasan hilir,” katanya.

Dikatakan, Kabupaten Garut memiliki 23 saluran jaringan irigasi teknis, bertotal panjang 166 kilometer.

Dibutuhkan anggaran sekitar Rp3,7 miliar setiap tahun guna memerbaiki, dan pengerukannya.

“Tahun ini, kekeringan melanda kawasan pertanian pada setiap bagian hilir saluran irigasi. Jika tak segera ditangani secepatnya, endapan pada saluran irigasi ini bisa menyebabkan kekeringan lebih luas tahun depan,” katanya pula.

Kegiatan pengerukan saluran irigasi teknis itu, memesan kendaraan atawa alat berat berupa eskalator mini khusus digunakan keperluan pengerukan.

Alat berat tersebut dipesan khusus dari Jerman.

“Mudah-mudahan akhir bulan ini kendaraan alat berat ini tiba di Garut,” katanya.

**** Zainul, JDH.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY