Pemerintah Gagal Kendalikan Harga Cabai, Warga Miskin Jadi Pencuri

Pemerintah Gagal Kendalikan Harga Cabai, Warga Miskin Jadi Pencuri

986
0
SHARE
Pasar Induk Garut Belum Kebanjiran Cabai, Melainkan Kerap Tergenang Air Nyaris Setiap Diguyur Hujan Lebat.
Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Rabu, 15/03 – 2017 ).
Pasar Induk Garut Belum Kebanjiran Cabai, Melainkan Kerap Tergenang Air Nyaris Setiap Diguyur Hujan Lebat.
Pasar Induk Garut Belum Kebanjiran Cabai, Melainkan Kerap Tergenang Air Nyaris Setiap Diguyur Hujan Lebat.

Lantaran masih melambungnya harga cabai rawit yang kian bertahan berbulan-bulan di tengah situasi kondisi perekonomian penduduk “cekak” maupun semakin sulit, menjadikan jenis komoditi sayuran dikenal rasa pedas tersebut, sangat rawan menjadi sasaran aksi pencurian.

Sehingga kalangan petani maupun pemilik lahan mata dagangan itu terpaksa harus senantiasa waspada, dan melakukan ronda malam mengamankan tanaman mereka. Seperti terjadi di Desa Cintarakyat Kecamatan Samarang.

Menyusul pada Rabu (15/03-2017) dini hari, banyak penduduk meronda yang bahkan berhasil menangkap tangan atau langsung membekuk dua terduga pelaku pencurian cabai rawit milik salah satu petani di desa dikenal dengan industri rumahan rajutannya itu. Kedua pencuri pun sempat jontor menjadi sasaran bogem mentah warga.
“Cabai rawit dipetik sampai dua karung banyaknya. Tetapi masih ada di lokasi. Belum sempat disembunyikan mereka. Cabai rawit dipetiknya juga sembarangan semua ukuran, termasuk yang masih muda belia,” ungkap pengurus salah satu Rukun Warga di Desa Cintarakyat Hasyim Sulaeman.
Cabai Rawit Merah.
Cabai Rawit Merah.

Menurutnya, meski pemilik tanaman cabai rawit termasyhur dengan sebutan cabai domba atau cabai inul itu sempat jengkel, dan marah sebab tanamannya rusak akibat aksi percobaan pencurian ini, namun bersangkutan urung memerpanjang urusan tersebut. Apalagi sampai menggiring kedua pelaku ke kepolisian untuk dilakukan penindakan secara hukum.

Terutama karena memertimbangkan kedua pelaku bukan orang luar daerah. Kedua pelaku masih berusia muda itu juga diketahui terbilang dari keluarga miskin.
“Tadinya, mereka hendak dikepolisikan. Tetapi pemilik cabai sendiri melarangnya. Cukup mereka diberikan nasihat agar tak mengulangi lagi perbuatannya itu,” imbuh Hasyim.
Hasyim katakan, kasus pencurian cabai rawit di Desa Cintarakyat merupakan kali kedua terjadi di tengah mahalnya harga selama ini. Beberapa waktu sebelumnya, sempat terjadi aksi pencurian cabai rawit di lahan kebun warga dengan pelaku diduga hanya seorang. Aksi pencurian diketahui juga berlangsung pada malam hari.
Harga cabai rawit sendiri saat ini mencapai sekitar Rp13.000 per kilogram di tingkat petani. Sedangkan di pasar, dan warung eceran, harganya lebih mahal lagi, berkisar Rp140.000-Rp150.000 per kilogram.
*********
(NZ, JDH).

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY