Nenek Bayi Pengungsi Tak Ijinkan Cucunya Dipelihara Negara

Nenek Bayi Pengungsi Tak Ijinkan Cucunya Dipelihara Negara

1109
0
SHARE
Sasa Mutiara Al Huntara Dipangku Seorang Dermawan, Disaksikan Nenek Bayi tersebut, Ny. Lina, Rabu (19/04-2017).

Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat

Garut News ( Rabu, 19/04 – 2017 ).

Sasa Mutiara Al Huntara Dipangku Seorang Dermawan, Disaksikan Nenek Bayi tersebut, Ny. Lina, Rabu (19/04-2017).
Sasa Mutiara Al Huntara Dipangku Seorang Dermawan, Disaksikan Nenek Bayi tersebut, Ny. Lina, Rabu (19/04-2017).

Ny. Lina, nenek bayi pengungsi banjir bandang sama sekali tak mengijinkan cucunya dipelihara oleh negara melalui Kementerian Sosial maupun Dinas Sosial manapun, meski Rosa (19) ibu kandung bayi tersebut meninggal dunia setelah empat hari melahirkan anak pertamanya perempuan, yang diberinya nama Sasa Mutiara Al Huntara.

“Saya juga sangat menyayangi cucu ini, meski hidup saya pun susah dan masih menjadi pengungsi pada ‘hunian sementara’ (Huntara) LPSE, lantaran menjadi korban terdampak amuk Sungai Cimanuk pada 20 September 2016 silam,” ungkap Ny. Lina kepada Garut News, Rabu (19/04-2017).

Deden Nasir, SE Hibur Pengungsi Huntara LPSE Dengan Memerlihatkan Visualisasi Buku Amuk Sungai Cimanuk, Produk Reportase Garut News.
Deden Nasir, SE Hibur Pengungsi Huntara LPSE Dengan Memerlihatkan Visualisasi Buku Amuk Sungai Cimanuk, Produk Reportase Garut News.

Penolakan sangat halus yang kerap dikemukakan Ny. Lina setiap pejabat dan aparat Dinas Sosial Kabupaten Garut berdatangan menawarkan jasa pemeliharaan anak oleh negara tersebut, juga diakui Sekretaris Kelurahan Pakuwon Kecamatan Garut Kota, Deden Nasir, SE.

Deden Nasir katakan, Rosa (19) pengungsi amuk Sungai Cimanuk Garut, Jawa Barat, Selasa (04/04-2017) lalu, sekitar pukul 13.00 meninggal dunia setelah empat hari melahirkan anak pertama di RSU dr Slamet.

Korban meninggal diperkirakan mengalami kelelahan setelah melahirkan anak pertamanya perempuan, yang juga diprediksikan lahir prematur pada usia kandungan sekitar tujuh bulan.

Istri Andi pengemudi angkutan kota jurusan Sukaregang tersebut, sejak 10 Oktober 2016 silam menempati hunian sementara LPSE di Jalan Pramuka Kecamatan Garut Kota, lantaran rumahnya di Kampung Bojong Sudika (Cimacan) Haur Panggung Kecamatan Tarogong Kidul, pupus tergerus bersamaan bencana banjir bandang itu.

Deden Nasir, SE Selama Ini Senantiasa Sajikan Motivasi Semangat Bagi Para Pengungsi.
Deden Nasir, SE Selama Ini Senantiasa Sajikan Motivasi Semangat Bagi Para Pengungsi.

Sedangkan proses persalinannya berlangsung Sabtu malam (01/04-2017) sekitar pukul 22.30, kemudian Rosa sempat dibolehkan pulang ke pengungsian sendirian pada Senin (03/04-2017), namun sejak Selasa pagi (04/04-2017) mengeluh sakit sehingga langsung diberangkatkan kembali ke RSU.

Koordinator hunian sementara LPSE, Agus Setiawan mengemukakan pula apresiasi serta terimakasihnya antara lain kepada pihak RSU, yang selama ini senantiasa “concern” terhadap ragam keluhan kesehatan para pengungsi berpenghuni 28 kepala keluarga atau 128 pengungsi.

Dijelaskan Agus Setiawan, almarhumah Rosa merupakan pengungsi keenam yang melahirkan selama dalam pengungsian, saat ini pun masih terdapat seorang penghuni yang masih menunggu waktu tibanya proses persalinan.

Pada Selasa (18/04-2017) kemarin, Ny. Ratna juga pengungsi selama ini menghuni Huntara LPSE selamat dan sehat bisa menjalani proses persalinan di RSU dr Slamet, ia melahirkan anak perempuan.

Sehingga kini pengungsi di Huntara LPSE menjadi 129 penduduk dari 28 kepala keluarga korban banjir bandang puncak amuk Sungai Cimanuk “tea”, ungkap Deden Nasir, dan antara lain menambahkan ayah kandung Sasa Mutiara Al Huntara hingga kini dinilai masih kurang bahkan tak memedulikan perkembangan anaknya ini.

 

**********

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY