Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Jum’at, 23/06 – 2017 ).
Tak ingin “Tragedi Brexit 2016” terulang, pemerintah memfungsikan jalur jalan tol Brebes-Batang untuk dilalui kendaraan dalam arus mudik Lebaran kali ini. Langkah itu sudah tepat, meski fasilitas pendukung di jalur tersebut masih pas-pasan. Untuk menutupi kekurangannya, perlu kesiagaan petugas di lapangan dan kesiapan prasarana lain demi mengatasi kemungkinan situasi darurat.
Tragedi di ruas tol Brebes Timur Exit (yang lalu diplesetkan menjadi “Brexit”) setahun lalu itu tak akan terlupakan. Akibat penumpukan kendaraan yang luar biasa saat itu, ribuan mobil “terkunci” selama berhari-hari.
Hawa panas yang menyengat dan minimnya logistik menyebabkan para pemudik kelelahan luar biasa. Akibatnya, sebelas orang tewas. Ditambah korban lain karena kecelakaan, seluruhnya 17 orang tewas di kawasan Brebes Timur.
Dalam masa mudik tahun ini diperkirakan ada peningkatan jumlah kendaraan pribadi sebesar 13 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 3,48 juta mobil. Bisa dibayangkan jika tak ada perbaikan dalam menangani arus mudik sekarang, terutama di kawasan yang rawan penumpukan kendaraan.
Ruas tol Brebes-Batang sepanjang 110 kilometer adalah terusan dari ruas Pejagan-Brebes. Ini akan menjadi bagian dari tol Trans-Jawa yang terbentang dari Cikampek hingga Surabaya. Sebenarnya ruas tol Brebes ke Batang (dengan exit di Gringsing) ini belum siap dioperasikan.
Kondisi lintasan masih belum mulus, lampu penerangan sangat minim, dan belum ada rest area memadai. Debu tebal pun beterbangan, sehingga mengurangi jarak pandang. Karena itulah status lintasan ini hanya fungsional, bahkan kemudian dinyatakan darurat oleh Menteri Perhubungan. Rute bisa dilalui, tapi dengan ekstra-hati-hati. Kecepatan yang diperbolehkan tak melebihi 40 kilometer per jam.
Dalam kondisi semacam itu, kesiagaan petugas di lapangan mutlak dibutuhkan. Mereka mesti cermat menilai keadaan agar pembukaan jalur ini tidak sekadar memindahkan penumpukan dari Brexit ke Gringsing.
Ini bukan mengada-ada, karena bahkan kemarin (Kamis pagi) dikabarkan terjadi kemacetan sepanjang Kendal menuju Semarang. Kemacetan ini bisa berdampak pada kelancaran arus lalu lintas di tol fungsional. Petugas dituntut siaga dengan solusi jika keadaan lebih parah. Bukan hanya siap dengan jalur alternatif, tapi juga siap dengan prasarana pendukung lain, seperti ambulans dan angkutan BBM yang lincah.
Namun ikhtiar tercapainya kelancaran dan keselamatan arus mudik tak bisa dibebankan kepada petugas sepenuhnya. Para pengendara juga dituntut sumbangannya dalam menciptakan kondisi itu, misalnya dengan berlaku tertib di jalan dan mematuhi arahan petugas.
Mereka juga bisa melengkapi diri dengan aplikasi pemantau jalan, yang gampang diunduh ke telepon seluler. Dengan perkakas canggih itu, pemudik bisa cepat mengantisipasi keadaan.
Saat ini memang belum tepat menuntut kecepatan, yang penting adalah bisa mudik dengan selamat sampai ke tujuan.
*********
Opini Tempo.co