Garut News ( Jum’at, 23/05 – 2014 ).
Bisa dinikmatinya moda angkutan penumpang umum relatif murah, aman dan nyaman sampai tujuan.
Hingga kini masih menjadi impian para pengguna jasa layanan tersebut, terutama bagi kalangan masyarakat berkondisi sosial ekonomi “cekak”.
Keluhan “klasik” itu, kini banyak mengemuka di tengah masyarakat terutama menghadapi arus mudik, dan balik Lebaran Idul Fitri 2014 mendatang.
Lantaran selama ini, banyak di antara pengguna jasa layanan angkutan penumpang umum, cenderung diperlakukan seperti barang.
Kerap dijejali di dalam angkutan, bahkan acap kendaraannya melesat dibawa lari oknum pengemudi ugal-ugalan, menguber setoran.
Kondisi tersebut, juga diperparah tak jelasnya penerapan ongkos mencekik leher, terutama pada musim arus mudik dan balik Lebaran Idul Fitri.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Garut, Wahyudijaya ketika didesak pertanyaan Garut News, Jum’at (23/05-2014), katakan lembaganya lebih menitikberatkan pada penyelenggaraan Undang-Undang “Lalu Lintas Angkutan Jalan” (LLAJ).
Di antaranya pada tataran pengaturan, kelayakan jalan, pengadaan serta penempatan rambu-rambu, dan marka jalan, katanya.
Sedangkan permasalahan selama ini para pengguna jasa angkutan cenderung diperlakukan seperti barang, bakal disinergikan melalui pendekatan optimalisasi forum lalu lintas dan angkutan jalan, katanya pula.
Bahkan ke depan, kata Wahyudijaya, keberadaan forum ini, tak hanya menelisik dan mengurusi kemacetan arus lalu lintas.
Kata dia pula, kini juga menggalakkan upaya konsolidasi organisasi sekaligus memantapkan “soliditas” setiap seluruh jajarannya.
Selain itu, menginventarisasi kasusistik, di antaranya mengoptimalisasikan sub terminal di Pasar Cimurah, Karangpawitan.
Kemudian, mengoptimalisasikan pada fungsi persimpangan dengan pelbagai institusi terkait.
Juga menyelenggarakan penataan parkir di perkotaan, termasuk lokasi manuver kendaraan pada lintasan Ciledug, Jalan Papandayan, serta Ciwalen, katanya.
*******
Esay/ Foto : John Doddy Hidayat.