Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Jum’at, 24/06 – 2016 ).

Menteri “Badan Usaha Milik Negara” (BUMN), Rini Mariani Soemarno akrab disapa Rini Soemarno selain mengagumi, dan langsung mengenakan produk Jacket kulit. Juga ternyata tergiur “dorokdok” Garut, atawa penganan goreng berbahan baku kulit kering sapi.
Bahkan perempuan kelahiran Maryland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958 tersebut, menyempatkan berdialog dengan pedagang dorokdok, yang semula ramah menawarinya di pinggiran lintasan jalan Kampung Sukaregang, Garut, Jawa Barat, Jum’at (24/06-2016).

Didesak pertanyaan Garut News, Rini Soemarno antara lain katakan, ragam kreativitas produktivitas industri kecil dan menengah termasuk produk industri penyamakan kulitnya dinilai berkualitas dengan harga yang relatif murah.
“Namun ragam kreativitas produk penyamakan kulit tersebut, kondisi kemasannya masih sangat perlu segera ditingkatkan lagi kualitasnya,” ungkap seorang Direktur BUMN yang mendapingi kunjungan kerja menterinya itu, antara lain menambahkan pula.
Kepala “Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pengelolaan Pasar” (Disperindagpas) kabupaten setempat, Wawan Nurdin menyatakan sangat mengapresiasi positip terhadap rangkaian kunjungan kerja Menteri BUMN bersama seluruh Direktur BUMN, serta rombongan di Garut ini.

Lantaran, selain menyaksikan langsung beragam produk lanjutan dari proses berbahan baku penyamakan kulit. Menteri juga mengakui kualitas produk industri kecil dan menengah dari kabupaten ini.
Sehingga menumbuhkan motivasi bagi kalangan para pelaku usaha kecil dan menengah, bahkan terdapat sejumlah pelaku usaha yang mendapatkan bantuan permodalan usaha seluruhnya mencapai nilai miliaran rupiah.
Malahan antara lain melalui institusi Disperindagpas Kabupaten Garut, terdapat pula bantuan pencacah sampah.
Termasuk piranti memenuhi kebutuhan pakan ikan, ujar Wawan Nurdin.

Pada rangkaian kunjungan kerja Menteri BUMN bersama rombongan tersebut, digelar pula penjualan bahan pokok murah bagi masyarakat di Alun-Alun Garut.
Sekitar 3.200 paket bahan pokok masyarakat ini masing-masing bernilai Rp150 ribu, terdiri sepuluh kilogram beras, dua kilogram gula pasir, serta dua kilogram minyak goreng dijual dengan harga Rp25 ribu setiap paketnya.
Tetapi khusus diperuntukan bagi penduduk miskin, yang proses pembeliannya melalui penukaran kupon dengan dilengkapi persyaratan di antaranya kartu tanda penduduk (KTP), serta identitas masyarakat pra sejahtera.
Dalam pada itu, Menteri BUMN dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019 itu, diangkat Presiden Jokowi sejak 26 Oktober 2014.

Dia sarjana Ekonomi lulusan 1981 dari Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat ini, termasuk salah seorang menteri dari kalangan profesional. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Gotong Royong tahun 2001 hingga tahun 2004.
Rini mendalami studi ekonomi di Wellesley College, Masschusetts, Amerika Serikat pada 1981. Setelah lulus, sempat magang di Departemen Keuangan Amerika Serikat dan memulai karirnya dengan bekerja di Citibank Jakarta pada 1982.
Ayahnya, Soemarno, Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan Kabinet Kerja III periode 1960-1962. Pada 1962-1963, Soemarno masih menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia dan juga Menteri Urusan Bank Sentral Kabinet Kerja IV.

Kemudian mulai 1964-1966, Soemarno menjabat sebagai Menteri Koordinator Kompartimen Keuangan di empat kabinet berbeda. Alasan ditunjuknya sebagai Gubernur Bank Indonesia ialah karena Soemarno pernah menjabat sebagai Eksekutif Direktur Bank Internasional untuk Rekontruksi dan Pembangunan di Washington mulai 1 November 1958 hingga Oktober 1960.
Pada 1982, setelah mendapat kesempatan bekerja magang di Departemen Keuangan AS, Rini memutuskan kembali ke Indonesia. Rini bekerja di Citibank Jakarta. Karirnya terus melesat hingga menggapai kursi Vice President menangani Divisi Coorporate Banking, Marketing and Trainning.

Sukses di Citibank tak membuat Rini lantas berpangku tangan malahan menginginkan tantangan lebih besar.
Karena itu, pada 1989 ia kemudian memilih pindah ke PT Astra Internasional untuk dapat terus mengembangkan dirinya.
Dengan filosofi ingin berkarya sebaik mungkin, Rini terus mendaki tangga sukses.
Tahun 1990 karirnya di Astra Internasional berbintang terang.
Tahun itu ia dipercaya William Soeryadjaya, komisaris perusahaan itu, menduduki kursi Direktur Keuangan Astra Internasional sampai 1998.

Awal 1998, Rini ditarik ke jajaran birokrasi. Ia dipilih Menteri Keuangan saat itu, Fuad Bawazier, untuk membantunya menjadi asisten bidang Hubungan ekonomi Keuangan Internasional. Pada tahun sama, tepatnya April, pemerintah juga mengangkatnya menjadi Wakil Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Dua jabatan itu hanya dijalani Rini dalam hitungan bulan.
Ada banyak faktor eksternal membuat dirinya tak bisa berkarya maksimal di sana.
Rini mengundurkan diri dari dua jabatan tadi dan kembali ke Astra Internasional.
“Karier”

Sejak 2014: Menteri Badan Usaha Milik Negara Kabinet Kerja
Sejak 2008: Komisaris aora
2001-2005: Presiden Direktur PT Kanzen Motor Indonesia
2001-2004: Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Gotong Royong
2000-2001: Presiden Direktur PT Semesta Citra Motorindo
1998-2000: Presiden Direktur PT Astra Internasional
1990-1998: Direktur Keuangan Astra Internasional
2000: Presiden Komisaris PT Semesta Citra Motorindo
2000: Komisaris PT Agrakom
1999: Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestari


1998: Staf Ahli Departemen Keuangan Republik Indonesia
1998: Wakil Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional
1995: Komisaris PT Astra Agro Lestari
1995: Komisaris Bursa Efek Jakarta
1993: Wakil Presiden Komisaris PT United Tractors
1990: Komisaris Bank Universal
1989: General Manager Finance Division, PT Astra International
*******
Pelbagai Sumber.