Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Jum’at, 07/07 – 2017 ).
Sekitar 300 penduduk adat tradisional “Sunda” atau 110 “kepala keluarga” (KK) yang selama ini menghuni Kampung Naga (Nagawir/tebing perbukitan), mereka berdomisili dengan menempati 101 rumah adat.
Ternyata terdapat satu di antara rumah penduduk adat tersebut, yang memiliki pesawat televisi hitam putih.
Yang kerap diam-diam pula, diintip para tetangga sekitarnya.
Terutama kalangan anak-anak, maupun mereka yang mulai beranjak menjadi remaja.
Namun hanya bisa dinyalakan dengan energi listrik yang bersumber dari bekas “accu” mobil.
Lantaran masyarakat tradisional di perkampungan adat itu, masih belum dijamah jaringan instalasi listrik PLN.
Menurut warga setempat, yang bisa menjaring tayangan televisi hanya pesawat televisi hitam putih, yang hanya terdapat pada satu rumah penduduk, katanya.
Mereka berlokasi pada lembah di bawah perbukitan, yang bisa mudah dijangkau dengan berjalan kaki menuruni sekitar 439 anak tangga.
Terdapat pula bangunan pertemuan, masjid, beserta hamparan tanah lapang, juga fasilitas adat lainnya.
Pada liburan panjang Lebaran Idul Fitri 1438 H/2017, banyak didatangi pengunjung.
Antara lain dari Garut, Bandung, Sumedang, Jakarta, bahkan pengunjung asal luar Pulau Jawa.
Dari sedikitnya dua hektare luas total perkampungan ini pun.
Termasuk areal persawahaan beserta kawasan hutan larangan, yang tak boleh dijamah siapa pun.
Guna menjaga sumber air, agar tak terjadi bencana kekeringan, serta supaya terhindar dari jenis bencana alam lainnya.
Letaknya di wilayah Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya.
*******