Garut News, ( Senin, 21/10 ).
Ketika seorang ummat meratap, memohon, meminta do’a-do’anya dikabulkan Allah, namun keadaannya tetap tak terdapat perubahan, tak ada peningkatan, masih seperti dulu sepuluh tahun lalu.
Ada apa gerangan penyebab do’a-do’anya tak dikabul, bahkan hingga bersujud di Multazam saat menunaikan ibadah haji sekalipun, tak mampu merubah keadaan.
“Padahal Allah dekat dengan kita, Allah tidak bohong (Al Baqoroh:185),” ungkap Drs H. Shoimun di Kampung Margarahayu Kelurahan Sukajaya, Tarogong Kidul, Garut, Jabar, Ahad (20/10).
Lebih 200 jemaah haji Indonesia berdo’a di Makkah agar negara ini menjadi lebih baik, lebih maju namun ternyata koruptor makin menjadi-jadi, hukum semakin sulit ditegakkan, tandasnya pada perhelatan Pengajian Pembinaan Bulanan Muhammadiyah-‘Aisyiyah Cabang Panawuan itu.
Dikemukakan, korupsi tak hanya berupa uang dicuri, melainkan bisa juga berupa korupsi waktu, contoh seorang pegawai sebuah lembaga, seharusnya datang ke kantor pukul 08.00 ternyata mulai bekerja pukul 09.00, lantaran kesiangan.
“Dia sudah mencuri waktu satu jam, jika diumpamakan digaji Rp10 ribu/jam, mendapat Rp2 juta sebulan, maka gaji sebulan menjadi haram sebab disatukan dengan uang hasil korupsi waktu Rp10 ribu,” tegas pengisi acara Pengajian Pagi RRI Bandung itu.
Kata dia, jika do’a kita ingin terkabul, maka kudu menyingkirkan dulu hal-hal menghalangi komunikasi kita dengan Allah.
Biarpun berdo’a setiap waktu, tak dikabul ketika seseorang masih melakukan perkara haram, Nabi tak menyukai, dan Allah membenci perkara itu.
Pertama, hati kita kudu meyakini dan mengakui dengan benar, Allah SWT Maha Pencipta bumi ini dengan segala isinya, Allah Maha Pengatur segalanya.
Kedua, jangan terjadi krisis tauhid, seperti sekarang ini.
Banyak orang berakidah jauh dari ajaran agama Allah, banyak musyrik dan menjalankan ibadah tak dicontohkan Nabi dan Rasul, ungkap Shoimun, pula.
Ketika berqurbanpun masih terdapat perilaku menyimpang aqidah, ketika panitia membawa sekarung daging qurban, sementara warga kebagian sekantong plastik, candanya.
Bahkan para nabipun tak sanggup mendo’akan ummat tauhidnya lemah, termasuk Ibrahim as merasa tak bisa, hanya Muhammad yang langsung bersujud bersimpuh di hadapan Allah.
Memohon do’a untuk ummatnya agar menjadi baik, taat pada Nabi dan Rasulnya, memahami ajaran Al Quran, serta melaksanakan perintah agama Islam.
Ditambahgkannya, perbanyaklah bersilaturahim dengan sesama tanpa memilih status sosial, pendidikan dan jabatan, lantaran dengan bersilaturahim merupakan jalan masuk syurga.
Jangan heran jika banyak do’a tak dikabulkan sebab perilaku manusia banyak keluar dari ajaran agama, padahal tak susah jalan menuju syurga itu.
Ikutilah contoh Nabi, dan Rasul dalam menjalankan aktifitas sehari-hari, imbuh Shoimun pada rangkaian acara di rumah Dudung Bunjamin tersebut.
“Pengajian ini sekaligus syukuran pernikahan puteri saya, Ahad lalu, semoga do’a hadirin semua dikabul Allah SWT,” kata guru SDN Sukajaya III itu.
**** SB, Jdh.