Garut News ( Jum’at, 18/04 – 2014 ).
Macan raksasa diyakini pernah hidup pada masa 1,8-0,9 juta tahun lalu.
Temuan tulang paha jenis karnivora ini di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, menggeser keyakinan selama ini mengenai macan mulai hidup pada masa 0,7-0,3 juta tahun lalu.
”Penemuannya lebih dari dua tahun lalu pada 2011, tetapi kami belum pernah mempublikasikan. Saat ini tulang kekar itu juga masih berada di konservasi dan belum dipajang dilihat masyarakat,” ujar Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harry Widianto di Jakarta, Selasa (15/04-2014).
Penemuan ini dahsyat lantaran selama ini orang mengira tak pernah ada macan pada masa Homo erectus archaic (usia tertua).
Tim dari situs Sangiran menemukannya di lempung hitam formasi Pucangan (Sangiran rawa).
”Ini penemuan pertama. Otentik sekali. Ini macan usianya sangat tua. Kami cek dan konfirmasi pada palaeontolog-palaeontolog dunia, dan mereka membenarkan,” kata Harry.
Pada masa archaic itu, semula diyakini hanya terdapat beberapa jenis hewan, sangat sedikit, ketika manusia mulai mengenal peralatan dari batu.
Hewan hidup pada masa itu antara lain Mastodon sp (gajah purba tertua, 1,5 juta tahun), dan Stegodon sp (gajah, 0,8 juta tahun).
Pada masa itu, rawa-rawa lebih dominan daripada tanah.
Setelah manusia berevolusi hingga masa keemasan pada 0,7-0,3 juta tahun lalu, muncullah banyak sekali hewan, antara lain Elephas namadicus (gajah, 0,4 juta tahun), Hippopotamus sp (kuda nil, 0,7 juta tahun), Cervidae (kijang, rusa), Bovidae (sapi, kerbau, banteng), Rhinoceros sp (badak), dan Suidae (babi).
Pada masa ini Sangiran menjadi hutan terbuka akibat endapan materi-materi kerikil, pasir, dan gamping menurupi seluruh rawa hingga mengeras.
”Menemukan paha saja rasanya luar biasa senangnya sebb susah sekali bisa menemukan lagi. Tulang belulang sudah tercerai-berai, terkena erosi, dan lain-lain. Namun, kami terus berharap ada data baru sehingga terdapat kemajuan teori. Seperti ditemukan paha macan ini, kan, mengubah teori terbangun selama ini,” papar Harry.
Arkeolog Universitas Indonesia, Hasan Jafar, menegaskan soal temuan-temuan baru, mungkin terjadi.
Ia menyontohkan goa-goa kapur belum lama ditemukan di Jawa Barat.
”Masih mungkin ditemukan fosil lain bisa sangat mencengangkan. Soal pertanggalannya, kan, ada metodenya, seperti juga dipakai dalam geologi,” terang Hasan.
Hasan menambahkan, kondisi dan kehidupan masa prasejarah bisa direkonstruksi dengan detail itu, salah satunya dari temuan-temuan fosil. (IVV/KOMPAS CETAK)
Editor | : Yunanto Wiji Utomo/ Kompas.com |