Garut News ( Kamis, 21/08 – 2014 ).
Profil inspiratif saat ini, diangkat garutnews.com dengan menampilkan sosok pria berkulit putih bersih, berpenampilan rapih juga bertutur kata runtut, dan ilmiah.
Lelaki berusia sekitar 46 tahun itu, H. Asep Sudrajat Karniwa selama ini akrab disapa “Haji Asep”.
Setiap hari turun gunung mendatangi ruang kios daging sapi miliknya di pasar Ciawitali Guntur, Garut, Jawa Barat.
Selain tentunya membimbing setiap karyawannya berniaga daging, juga senantiasa “membangun” komunikasi dengan siapa pun.
Sedangkan kunci keberhasilan H. Asep Sudrajat Karniwa berniaga daging sapi potong selama ini, di antaranya selama ini pula senantiasa “menjaga, memertahankan, bahkan meningkatkan kualitas” komoditi di pasarkannya, dengan harga terjangkau.
“Saya bermain dengan mata dagangan sapi lokal,” ungkapnya kepada Garut News di Pasar Ciawitali Guntur, Kamis (21/08-2014) siang.
Kalaupun membeli sapi import, tak langsung dipotong melainkan dilaksanakan proses pemeliharaan dan penggemukan, dengan konsumsi pakan lokal Asli Indonesia.
Sehingga kualitas dagingnya dipastikan bisa memenuhi selera, atawa harapan setiap seluruh konsumen, termasuk para konsumen penjual bakso.
Dia mengingatkan pula, perlunya kewaspadaan terhadap daging sapi import yang langsung dipotong.
Lantaran bisa “terindikasi” sapi potong jantan tersebut, disuntik dahulu hormon sapi betina agar menjadi besar atawa gemuk, sehingga residunya dapat membahayakan kesehatan konsumen.
Bahkan terindikasi pula bisa menyebabkan gangguan konsumen pada janin perempuan hamil, sebab hilangnya unsur residu memerlukan waktu lama.
Pada bagian lain penuturannya, H. Asep Sudrajat Karniwa mengharapkan pula, pemerintah bisa memasok subsidi bagi para pedagang dagi sapi potong lokal.
Terutama pada musim Lebaran Idul Adha, serta Lebaran Idul Fitri.
Pada momentum hari besar keagaamaan itu, dipastikan pedagang daging sangat kesulitan mendapatkan ternak sapi potong.
Kalaupun ada dipastikan harganya mahal, sehingga jika berkeinginan meningkatkan perkembangan ternak sapi lokal.
Serta meningkatkan pelaku perekonomian mikro, hendaknya terdapat subsidi bagi pedagang daging sapi lokal, imbuhnya menyerukan.
H. Asep Sudrajat Karniwa juga mengharapkan bisa membangun jalinan komunikasi dengan siapapun termasuk kalangan birokrat pemerintahan.
Guna bersama-sama mencari solusi dalam setiap mengurai beragam masalah dihadapi para pedagang kecil.
Termasuk bermusyawarah terkait rencana pembangunan “Rumah Potong Hewan” (RPH) sapi potong import, ungkap pria Asli Garut ini.
Sedangkan para pedagang sapi potong lokal lainnya, kepada Garut News mengaku “gerah” adanya beberapa pedagang kini menjual atawa memasarkan daging sapi potong import, yang langsung didatangkan dari luar negeri.
Lantaran dinilai bisa memperlemah penjualan, atawa pemasaran daging sapi potong lokal kini harganya pada kisaran Rp93 ribu per kilogram
Sedangkan daging sapi import langsung didatangkan dari luar negeri bisa diperoleh dengan harga Rp86 ribu per kilogram
Kepala Subag Tata Usaha UPTD Disperindag Pasar Tarogong Kidul, Akhmad Wahyudin, SE mengemukakan, beragam aspirasi mengemuka dari para pedagang daging sapi potong tersebut, patut diapresiasi positip.
Bahkan dijadikan kontribusi pemikiran sehat dan jernih, bagi Pemkab setempat pada setiap langkah kebijakannya.
*******
Esay/Foto : John Doddy Hidayat.