Garut News ( Kamis, 17/07 – 2014 ).
Umumnya kuda di Kota Garut, Jawa Barat, dan sekitarnya terutama selama ini digunakan penarik jenis moda angkutan penumpang umum atawa delman, bersepatu.
Meski sepatunya terbuat dari besi (besi tapal kuda), maupun karet tebal bekas ban mobil.
Bahkan, secara periodik jenis sepatu kuda tersebut kerap diganti jika telah menipis, lantaran jika tak dipakaikan sepatu, dipastikan kuda bakal kepanasan menapaki jalan beraspal.
Pemasangan sepatu kuda terdapat akhlinya atawa montirnya, ongkos memasang setiap sepatu kuda rata-rata Rp4 ribu.
Sedangkan harga besi setiap besi tapal kuda sekitar Rp8 ribu.
Banyak di antara kusir delman, memasang besi tapal kuda pada dua kaki depan kuda, sedangkan dua kaki belakang kuda bersepatu karet tebal.
Maksudnya agar tak tergelincir lantaran licin.
Namun ironinya, sangat banyak kuda delman tak “bercelana”, maupun rapi dipasang sarana penahan kotoran kuda.
Sehingga kotoran kuda nyaris menjadi merebak marak bertebaran dimana-mana, sepanjang lintasan ruas badan jalan dilintasinya.
Pada musim kemarau dipastikan pula menjadi mengering, serta tertiup angin berterbangan kemana-mana.
Selain lingkungan menjadi kotor, dipastikan pula menebar penyakit.
Belum lama ini, terdapat upaya atawa gerakan mengenakan celana kuda dipimpin bupati beserta pejabat tinggi setempat.
Tetapi kini nyaris tak ada maknanya sama sekali.
Malahan gaungnya pun, nyaris tak terdengar lagi, sirna ditelan bumi.
******
Esay/ Foto : John Doddy Hidayat.