Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Ahad, 19/02 – 2017 ).
Menunjukkan semangat mereka tak surut paska puncak banjir bandang amuk Sungai Cimanuk pada 20 September 2016 silam yang meluluhlantakkan ragam sarana prasarana serta menelan banyak korban jiwa.
Sejumlah pengungsi terdampak banjir Cimanuk memamerkan keterampilan dan hasil kreasi ekonominya pada Pameran dan Tabligh Akbar digagas “Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah” (LPBM) Garut di halaman SMA Muhammadiyah 1 Garut Jalan Bharatayudha, Sabtu dan Ahad (18-19/02-2017).
Sedangkan hasil karya ditampilkan di antaranya berupa aneka olahan makanan dan minuman, handy craft, serta pakaian termasuk kain batik.
Selain itu, pada Pameran dan Tabligh Akbar bertajuk ‘Bangkitlah Ukhuwah, Bangkitlah Mu’amalah, Bangkitlah Dakwah, Bangkitlah Garut’ tersebut, anak-anak keluarga pengungsi juga berkesempatan menampilkan beragam bakat dan kreasi seninya di atas panggung tersedia.
Sehingga keceriaan mereka pun diharapkan bisa kembali, sekaligus memupus kesedihan sempat menghinggapi pada paskabanjir dahsyat itu.
Juga dimeriahkan pagelaran marching band, seni marawis, nasyid, tarian tradisional, teater, dan hiburan lainnya.
Ketidakhadiran Bupati Rudy Gunawan dan Wabup Helmi Budiman maupun perwakilannya dari kalangan pejabat Pemkab setempat pada acara digelar kerjasama dengan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Centre), Lembaga Zakat Infaq Shodaqah Muhammadiyah (Lazismu) Garut didukung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut, dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Garut itu tak menyurutkan antusiasme para pengungsi untuk bisa bangkit hidup mandiri kelak, setelah direlokasi ke hunian tetap.
“Alhamdulillah ! Atas binaan LPBM, kami bisa berusaha mandiri. Bahkan, saat ini, telah ada beberapa instansi yang memesan batik yang saya produksi,” ungkap Dedi pengungsi kini tinggal di huntara Balai Paminton Kecamatan Garut Kota.
Ketua LPBM Garut Aceng Hobir katakan, para peserta pameran merupakan pengungsi dari sejumlah tempat hunian sementara (huntara) di kawasan Garut Kota juga binaan LPBM Garut.
“Kita berharap melalui keterampilan mereka miliki, nantinya bisa berusaha mencari kehidupan ekonomi mandiri, sesuai masing-masing keahlian dan minatnya. Acaranya digelar dua hari. Sedangkan Tabligh Akbar-nya Insya Allah dilaksanakan Ahad sekitar pukul 13.00 WIB dengan Mubaligh dari PWM Jabar Pak Karman,” kata Aceng.
Dikemukakan, selain memamerkan hasil karya para pengungsi, Pameran dan Tabligh Akbar merupakan ‘pernyataan secara resmi’ terkait berakhirnya masa pendampingan rehabilitasi-rekonstruksi terhadap para korban banjir Cimanuk selama ini dilakukan para relawan tergabung LPBM Garut.
LPBM Garut bersama MDMC Pusat sejak hari pertama masa tanggap darurat banjir Cimanuk secara aktif terus melakukan pembantuan dan pendampingan terhadap para korban. Termasuk pencarian korban hilang .
Pelbagai langkah kajian dan assesmen dilakukan, mulai tahap tanggap darurat hingga rehabilitasi-rekonstruksi. LPBM Garut juga sempat menyelenggarakan khitanan massal sejumlah anak-anak pengungsi, dan menggelar Rembug Warga mengungkit daya kemandirian ekonomi keluarga terdampak bencana banjir.
“Setelah masa rehab-rekon ini berakhir, selanjutnya kita lakukan evaluasi, serta fokus mengembangkan jumlah relawan tergabung LPBM di setiap daerah, dan mengadakan diklat-diklat kebencanaan seperti biasa,” kata Aceng disertai pengurus LPBM lainnya Fahrurrozy, dan Ase Purwanto.
Koordinator LPBM Garut Nanang Ahmad Hambali berharap Pemkab Garut bisa memberikan perhatian semestinya terhadap keberadaan LPBM Garut salah satu organisasi relawan yang sumbangsihnya cukup besar terkait kasus-kasus kebencanaan di Kabupaten Garut.
Tak hanya bencana banjir bandang Cimanuk melainkan juga pelbagai bencana terjadi di sejumlah titik di wilayah Garut lainnya.
“Saya terjun langsung melihat anak-anak LPBM bekerja keras sejak hari pertama kejadian banjir Cimanuk. Sampai pun hari ini. Karena itu, kami berharap pemerintah daerah dapat memerhatikan dan mengawal keberadaan LPBM di Garut ini,” imbuhnya.
*********
(NZ, Jdh).