Garut News ( Sabtu, 29/03 – 2014 ).
Beberapa titik lokasi seputar kawasan Kota Garut, dan sekitarnya, acap berkondisi becek dan berlumpur.
Lantaran derasnya luapan saluran drainase pada kiri, dan kanan lintasan ruas badan jalan, kian deras pula meluap.
Derasnya luapan air “got” itu, juga kerap membanjiri perumahan penduduk.
Barangkali, selama ini ada yang salah pada penataan lingkungan pemukiman atawa perumahan dilakukan kalangan pengembang.
Akibatnya, nyaris setiap diguyur hujan lebat agak lama, terjadi banjir dimana-mana hingga mencapai ketinggian air di atas 30 cm.
Padahal Garut, Kota wisata, memiliki banyak “ikon”, yang sebenarnya berpotensi bisa dijual pada kalangan wisatawan lokal bahkan wisatawan mancanegara.
Kota Garut pun, selama ini acap dikenal dengan sebutan “Swiss van Java”.
Namun, jika kondisi becek dan kerap sarat lumpur dimana-mana, termasuk masih sarat bertebaran kotoran kuda, dipastikan sebutan Swiss van Java bisa berganti menjadi Swiss van Karut-marut.
Fenomena ini, barangkali pula selama ini lantaran “salah urus”.
Potensi sumber daya alam tersedia di Garut, mungkin tak berbanding lurus dengan kualitas SDM, termasuk moralitas para pengelolanya, atawa para pemangku kewajibannya.
Sebab, terdapat juga kecenderungan kemacetan lalu lintas kian mengepung Kota Garut.
Kondisi lintasan jalan menuju obyek wisata unggulan “Cipanas” pun, selama ini masih mengesankan dibiarkan terlantar.
Meski kerap sarat genangan air, atawa mungkin penanganannya tak menyeluruh maupun hanya sekedar “tabrak lari”.
******
Esay/ Foto : John Doddy Hidayat.