Kisah Nabi Zulkarnain a.s

Kisah Nabi Zulkarnain a.s

21137
0
SHARE
kisah nabi zulkarnain

kisah nabi zulkarnain

Kisah Nabi Zulkarnain a.s

Garut News – Kisah Nabi Zulkarnain secara harfiahnya bermaksud “Dia yang Bertanduk Dua”, merupakan satu tokoh yang disebutkan di dalam Qur’an, yaitu kitab suci Islam yang menyatakan beliau sebagai pemerintah yang hebat dan adil yang membina tembok pengantara Yakjuj dan Makjuj dari menyerang orang yang di Barat.

Mengikut sejarah, Zulkarnain dikatakan sebagai Iskandar Agung (Alexander dari Macedonia) tetapi ia hanyalah pendapat paling sekular dan disangkal sendiri oleh para ulama dan sarjana Islam yang mengatakan Zulkarnain adalah Cyrus Agung. Gelaran tersebut turut terkenal di kalangan masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam yang boleh dikatakan telah digunakan sekurang-kurangnya tiga orang raja yang berbeda.

Persoalan tentang Zulkarnain tercatat dalam sirah nabawiyah (sejarah Nabi) dan tertulis dalam sirah Ibnu Ishaq yang menceritakan bahwa musyrikin Makkah meminta bantuan Yahudi Khaibar untuk mencari kelemahan Muhammad SAW. Ketika Nadr mengatakan hal tersebut kepada mereka, mereka mengirim dia dan Uqbah bin Abu Muit kepada rabai Yahudi di Madinah. Untuk membuktikan kenabian, rabai tersebut akan mengajukan tiga soalan yang sekiranya dijawab dengan betul, maka itu membuktikan akan baginda seorang nabi dan begitu juga sebaliknya. Persoalan yang ditanyakan ialah:

1. Tentang beberapa anak muda di zaman dahulu yang ceritanya amat pelik dan menakjubkan.

2. Tentang seorang lelaki yang merupakan pengembara hebat yang telah sampai ke timur dan barat.

3. Tentang Roh.
Baginda Muhammad SAW. meminta masa untuk menjawabnya dan selepas diturunkan wahyu, semuanya telah terjawab melalui surah al-Kahfi. Berikut merupakan petikan tafsir dari surah al-Kahfi yang menceritakan tentang Zulkarnain.

Dan mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad), mengenai Zulkarnain. Katakanlah: Aku akan bacakan kepada kamu (wahyu dari Allah yang menerangkan) sedikit tentang perihalnya.

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadanya kekuasaan memerintah di bumi dan Kami beri kepadanya jalan bagi menjayakan tiap-tiap sesuatu yang diperlukannya. Lalu dia menurut jalan (yang menyampaikan maksudnya). (QS. Al Kahfi, 18:83-85).

Kisah Nabi Zulkarnain, Hingga apabila dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: “Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata Dzulkarnain: “Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami”.

Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, Demikianlah dan sesungguhnya ilmu kami meliputi segala apa yang ada padanya. Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.Mereka berkata: “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”Dzulkarnain berkata:

“Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, Berilah aku potongan-potongan besi”. hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: “Tiuplah (api itu)”. hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah Aku tembaga (yang mendidih) agar Aku kutuangkan ke atas besi panas itu”. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulkarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”.(QS. Al Kahfi, 18:86-98).

Kisah Nabi Zulkarnain, Sebagian pihak berpendapat gelaran “Zulkarnain” bermaksud “bertanduk dua”, yang secara tersiratnya merujuk kepada syiling yang ditempa untuk Iskandar Agung maupun ukiran dinding Cyrus Agung. Pentafsir Qur’an abad ke-14 memberikan sebab yang berbeda. Dalam Tafsir Ibn Kathir menyatakan, “Sebagian mereka memanggilnya Zulkarnain kerana dia mencapai dua “tanduk” (batas) matahari, timur dan barat, tempat ia terbit dan terbenam.” Tambahan pula, nama Zulkarnain juga diterjemahkan menjadi “dia yang berketurunan dua”, “dia yang hidup hingga dua kurun”, “dia yang memiliki dua kerajaan” ataupun “pemerintah dua kerajaan”. Banyak yang mentafsirkan perkataan tersebut dengan maksud yang berbeda.

Terdapat juga pendapat yang mengatakan “bertanduk dua” bermaksud menggabungkan 2 negeri. Sebagian ulama yang lain ada juga yang berpendapat bahwa Zulkarnain bukan berarti dua tanduk tetapi bermakna dua waktu (masa), yakni masa ketika ia menaklukkan negeri-negeri di bagian barat dan masa ketika ia menaklukkan negeri-negeri di bagian timur. Kisah Nabi Zulkarnain, Syeikh Imran Hosein lebih condong mengartikan Zulkarnain dengan waktu, karena menurutnya kata “qarn” dalam Al-Qur’an lebih sering menunjukkan waktu. Walau demikian, bisa jadi memang Zulkarnain maksud-Nya adalah 2 tanduk.

Kisah Zulkarnain Membuat Tembok Besi

kisah nabi zulkarnain

Kisah Nabi Zulkarnain ~ Pada zaman kerajaan Romawi, ada seorang raja yang saleh.raja itu adalah bernama Zulkarnain, ada juga yang menyebutnya Iskandar Zulkarnain. Beliau adalah raja yang memerintah dengan penuh bijaksana, rakyatnya hidup dalam kesejahteraan.

Allah swt, memberikan jalan kepadanya untuk mencapai kejayaan, banyak negeri yang telah ditaklukannya. Semua negeri itu diperintah dengan sangat adil. Allah swt, juga memberikan pasukan yang sangat banyak.
Raja Zulkarnain dan pasukkannya menaklukan daerah Afrika sampai pendalamannya , hingga mencapai bagian paling barat sebuah samudra, ia dan pasukannya tiba di sebuah tempat ketika matahari terbenam. Di daerah tersebut ia menemukan suatu bangsa yang penduduknya sebagian baik dan sebagian lagi jahat.

Kemudian, ia menempuh perjalanan sampai tiba di suatu tempat yang berada diantara dua deretan gunung yang tinggi. Disana beliau menemukan bangsa yang tidak mengerti pembicaraan mereka, karena bahasa mereka sulit dipahami. Hal itu disebabkan daerah itu sangat terpencil dan penduduknya sangat terbelakang.

Salah seorang penduduk berkata, “Wahai Zukarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah orang-oprang yang senang berbuat kerusakan dimuka bumi. Kami akan memberi imbalan kepadamu jika kamu dapat membuat tembok pemisah antara kami dengan mereka.

Zulkarnain menyanggupi permintaan tersebut, kemudian Zulkarnain menerangkan tentang cara membuat dinding yang tebal. Ia berkata, ”Kumpulkan potongan-potongan besi.” Kemudian mereka mulai menumpuk potongan-potongan besi diantara kedua deretan gunung. Setelah tumpukkan besi itu telah mencapai setinggi gunung, Zulkarnain berkata, “Tiuplah api”. Tumpukkan besi itu menjadi merah setetah dipanaskan dengan api. Kemudian Zulkarnain menuangkan tembaga mendidih kedalam tumpukkan besi itu sehingga bagian yang satu melekat dengan bagian yang lain dan bersambung dengan deretan gunung itu.

Cerita Nabi, Tembok besi itu pun selesai dibangun, Ya’juj dan Ma’juj tidak dapat mendaki tembok tersebut dan tidak dapat melubanginya. Zulkarnain berkata, ”Ini adalah rahmat dari Rabbku”.

Akhirnya Ya’juj dan Ma’juj terkurung diantara tembok itu hingga suatu saat nanti Allah swt akan menghancurkan tembok itu. Ketika tembok itu dihancurkan, Ya’juj dan Ma’juj akan langsung menyerbu bangsa-bangsa yang berdekatan dengan mereka sampai wilayah Timur dan Barat.

Misteri Sejarah Yajuj Majuj Dan Nabi Zulkarnain

Kisah Nabi Zulkarnain, Misteri Sejarah Yajuj Majuj Dan Nabi Zulkarnain – Salah satu tanda-tanda terjadinya kiamat adalah keluarnya bangsa Yajuj Majuj. Sebenarnya siapa bangsa Yajuj Majuj ini ?, simak informasi selengkapnya berikut ini.

Pada zaman dahulu, di masa kenabian Ibrahim, hidup seorang raja yang saleh bernama Zulkarnain. Rakyat sangat menyukainya karena sang raja amat bijaksana. Pasca kepemimpinan raja Namrud yang kejam, Zulkarnain hadir sebagai pengganti yang membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Tak hanya itu, Zulkarnain pun berkiprah besar dalam mendakwahkan agama tauhid yang dibawa Ibrahim.

Zulkarnain amat cerdas dan pandai berpetualang. Ia melakukan ekspedisi ke seluruh dunia untuk menyebarkan agama tauhid. Sang raja amat pandai menguasai bahasa berbagai dunia. Ia juga mahir berlayar melakukan perjalanan dari belahan timur hingga barat bumi.

Pada sebuah perjalanannya, Zulkarnain sampai ke tempat matahari terbenam di bagian barat dunia. Di sana ia mendapati penduduknya tak beriman. Zulkarnain pun kemudian mendakwahkan keesaan Allah. Mereka pun menerimanya dengan gembira. Perjalanan berlanjut, Zulkarnain tiba di kawasan timur dunia di mana matahari tampak terbit dari sana.

Penduduk Timur tersebut amat miskin dan terbelakang hingga tak mampu membangun tempat tinggal. Zulkarnain pun membantu mereka, mengajarkan memiliki tempat yang dapat melindungi diri mereka dari panas dan hujan. Setelah mendapat bantuan, mereka pun menerima dakwah Zulkarnain dengan gembira.

Kisah Nabi Zulkarnain, Ia pun melanjutkan kembali perjalanannya. Tibalah Zulkarnain pada sebuah tempat di antara dua gunung. Di bukitnya terdapat sebuah kaum yang tak mengerti bahasa. Zulkarnain yang cerdas pun memerlukan penerjemah untuk memahami ucapan mereka. Kaum tersebut pun mengeluhkan kesulitan mereka pada Zulkarnain. Mereka selalu dilanda kemiskinan karena harta mereka selalu diambil paksa oleh kaum kejam bernama Ya’juj dan Ma’juj.

Para manusia kejam tersebut berpostur tubuh yang tak biasa, mereka selalu merusak setiap hal yang dilewati. Kaum Ya’juj dan Ma’juj tersebut tinggal di antara dua gunung. Mereka selalu mengganggu kaum di bukit dengan merampas dan merusak segala sesuatu, baik tanaman maupun ternak.

“Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” pinta penduduk bukit.

Kisah Nabi Zulkarnain, Zulkarnain pun berkeinginan membantu mereka. Namun, tak ada daya upaya kecuali pertolongan Allah. Maka, diajak berimanlah para penduduk bukit dua gunung tersebut. Setelah mereka beriman, Zulkarnain pun memikirkan cara untuk membatasi mereka dengan kaum kejam Ya’juj dan Ma’juj. “Bawakanlah padaku besi dan tembaga, akan kubuat dinding di antara kalian dan mereka,” ujar Zulkarnain.

Maka, dikumpulkanlah segala hasil tambang para penduduk bukit. Zulkarnain kemudian menggali tanah lalu membangun fondasi yang kokoh dari besi. Setelah itu, besi tersebut dipanaskan, lalu dilebur dengan cairan tembaga yang mendidih. Maka, jadilah dinding benteng yang amat kokoh yang mengurung Ya’juj dan Ma’juj di tempat tinggalnya.

Melihatnya, penduduk bukit bersuka cita, ia pun berterima kasih pada Zulkarnain. Namun, dengan rendah hati, Zulkarnain bersyukur kepada Allah. “Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh dan janji Tuhanku itu adalah benar,” ujar Zulkarnain.

Sementara itu dari balik gunung, Ya’juj dan Ma’juj berusaha menembus dinding tersebut. Namun, tak satu pun dari mereka yang berhasil memanjatnya ataupun melubanginya hingga kini. Dikisahkan bahwa setiap hari sejak Zulkarnain membangun dinding ribuan abad silam, pemimpin mereka selalu mengerahkan rakyatnya untuk memanjat dinding tersebut. Namun, tak pernah membuahkan hasil meski dilakukan setiap hari hingga kini.

Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj dari tempat mereka merupakan salah satu tanda datangnya hari kiamat. Sebagaimana ucapan Zulkarnain, jika Allah berkehendak maka amat mudah dinding tersebut hancur. Dengan upaya perobohan dinding tiap hari oleh Ya’juj dan Ma’juj, mereka akan berhasil menembusnya saat menjelang hari akhir. Saat mereka keluar dari sana, jumlah mereka amat banyak. Mereka turun gunung bagaikan air bah. Tak ada yang mereka lewati, kecuali akan hancur lebur. Setiap tanaman dirusak, setiap jiwa akan dibunuh. Demikian, kekejaman Ya’juj dan Ma’juj.

Kisah Nabi Zulkarnain tersebut terdapat dalam Alquran surah al-Kahfi ayat 83 hingga 101. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai Ya’juj dan Ma’juj terdapat dalam surah al-Anbiya ayat 96-97. Dari kisah tersebut terdapat hikmah mengenai sikap bijaksana dan rendah hati pemimpin. Namun, pelajaran yang paling utama yakni mengingatkan kita akan hari kiamat. Dengan mengingatnya, maka bertambah rajinlah kita dalam beribadah. Ya’juj dan Ma’juj benar adanya dan masih hidup hingga kini.

Kemunculan mereka merupakan salah satu tanda hari kiamat. “Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata), ‘Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim’.” al-Anbiya`ayat 96-97.

“Ya Allah, matikan kami dalam keadaan muslim (berserah diri), dan hidupkan kami dalam keadaan muslim (berserah diri), dan satukan, gabungkan kami dengan orang-orang yang soleh”. (Hr .Ahmad dan al-Bukhari). Aamiin.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY