Esay : John Doddy Hidayat/ Fotografer : Muhammad Fadillah Hidayatullah
Garut News ( Rabu, 11/01 – 2017 ).
Domba Garut atawa Aries Ovis, plasmanuftah multi potensial bisa dijadikan situs warisan dunia. Lantaran keberadaannya hanya di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia.
Sedangkan prosfektifnya, selain banyak keunggulan berdaya saing kompetitif juga komparatif, sebab satwa ini selain bernilai ekonomi tinggi, sekaligus bisa dijadikan wahana penelitian ilmiah.
Yadi Kusnandar(40), selama ini memiliki komitmen kuat mengembangkan populasi serta mengangkat beragam potensinya.
Penduduk Cihampelas di Desa Mekarjaya Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, itu “concern” berupaya meningkatkan kualitas harkat, dan martabat peninggalan para leluhurnya ini.
Bahkan ayah dua anak tersebut, penggagas orsinil pertama agar Domba Garut, tak hanya ditampilkan pada laga atraksi ketangkasan.
Melainkan, bisa pula ditampilkan layaknya peragawan atawa binaragawan pada arena bergengsi, termasuk di dalam gedung mewah sekalipun.
Sehingga keperkasaan Domba Garut, juga bisa disaksikan dengan tampilan seni lebih memikat.
Malahan bisa pula dikemas dengan pemakaian busana, lengkap beragam aksesories memesonanya.
Maka bisa dipastikan, pelbagai atraksi seni Domba Garut ini, membuka beragam peluang baru bagi ragam jenis produk industri kreatif masyarakat.
Mulai penyediaan busana domba, usaha salon domba, penata bulu domba bergaya kalangan selibritas, serta beragam kuliner berbahan baku domba. Termasuk cendera mata bernuansakan Domba Garut.
Sedangkan populasi Domba Garut saat ini, masih mencapai lebih 50.000 ekor. Nilai jualnya pun sangat bervariatif, mulai Rp3,5 juta hingga mencapai puluhan bahkan ada mencapai ratusan juta rupiah per ekor.
Lantaran selain enak dipandang, juga antara lain bisa dipanggang untuk dikonsumsi. Bahkan atraksi seni Domba Garut, juga bisa memungkinkan dikemas seperti atraksi menarik Matador di Italia.
Plasmanuftah ini pun, dinilai paling ideal dijadikan ikon, bahkan lambang Pemkab/Setda Garut. Karena jika kawasan Garut selatan menjadi kabupaten, dipastikan Kabupaten Garut saat ini tak memiliki laut. Sedangkan jeruk Garut masih terancam punah.
Sehingga sosok Domba Garut ini, juga menjadi Domba Indonesia, Domba Indonesia Domba Garut. Malahan sekaligus dapat dijadikan situs warisan dunia.
Pertanyaannya, sejauhmana kepedulian serta kepekaan para pengambil keputusan di lingkungan Pemkab/Setda setempat, “ngamumule” dan mengangkat harkat martabat Domba Garut pada masyarakat dunia.
Barangkali jawabannya, sejauhmana pula “komitmen” para “gegeden” atawa petinggi Pemkab/Setda setempat, terhadap Domba Garut itu.
Sebab potensi ini, amat sangat bisa dijadikan beragam event industri pariwisata sangat menarik. Termasuk bagi kalangan wisatawan mancanegara.
Namun, spisies Domba Garut tersebut, dinilai sangat mendesak mendapatkan “Hak Intelektual” segera bisa dipatenkan. Agar tak diadopsi bangsa atawa negara lain. Domba Garut pun, aset bangsa dan Negara Indonesia.
Sehingga bukan hanya kebanggaan bagi warga Garut, melainkan kita semua, Bangsa Indonesia.
Salah Satu Kampung Komunitas Domba Garut, di Cihampelas, Mekarjkaya, Tarogong Kaler. (Foto: John.
Lantaran para penggemar Domba Garut termasuk pemeliharanya, kini kian merebak serta terdapat dimana-mana.
******