Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Kamis, 10/08 – 2017 ).
Terjadinya penurunan temperatur air panas pada kawasan obyek wisata pemandian air panas “Cipanas Indah” (CI) Garut, Jawa Barat, diduga terjadi bukan semata fenomena alam. Melainkan lebih akibat rusaknya lingkungan akibat ulah manusia.
Pakar geologi pada Pusat Sumber Daya Geologi Bandung, Danny Zulkifli Herman berpendapat, air panas di lingkungan gunungapi seperti Gunungapi Guntur ada kaitannya dengan pemanasan air tanah (air meteorit) oleh magma di bawah permukaan bumi.
Dengan kata lain, air panas di kawasan obyek wisata Cipanas Garut bersumber dari aliran sungai bawah tanah yang terpanaskan magma Gunungapi yang berfungsi laiknya tungku raksasa.
Sehingga bisa jadi menurunnya suhu air panas di kawasan tersebut, lantaran terdapatnya penurunan temperatur magma bersamaan proses pembekuan dapur magma.
Sedangkan kerusakan lingkungan seperti penggundulan hutan, dan atau penambangan galian C terjadi sekitar kawasan sumber air panas berdampak proses pembekuan atau pendinginan dapur magma juga mengalami peningkatan terutama pada bagian atasnya. Sekaligus mengakibatkan terjadinya peningkatan evaporasi/penguapan air tanah.
“Inilah sejumlah faktor bisa jadi berpengaruh terhadap penurunan temperatur magma, dan air panas di kawasan wisata Cipanas, khususnya Cipanas Indah,” ungkapnya, Kamis (10/08-2017).
Karena itu, dia menyarankan agar kondisi debit maupun suhu air panas di kawasan obyek wisata Cipanas Indah itu tetap terjaga, maka langkah mesti dilakukan antara lain dengan menjaga kelestarian konservasi hutan, dan air tanah sekitar sumber mata air, serta disinkronkan dengan penataan tata ruang.
“Pada dasarnya, semua itu, ya kembali ke tanggung jawab pemerintah daerah setempat. Kerusakan lingkungan kan ada kaitannya dengan miss management penataan ruang, konservasi hutan, dan konservasi air tanah,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis Wisata Cipanas Indah pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten setempat Herman katakan, penurunan suhu air panas pada sumber mata air Cipanas Indah terjadi akibat berubahnya kondisi bentangan alam yang merupakan resapan air di kaki Gunungapi Guntur akibat maraknya aktivitas penambangan liar galian C.
Jarak terdekat areal penambangan liar sendiri berkisar 500 meter dari sumber mata air panas Cipanas Indah.
“Cek saja sendiri! Banyak sumber mata air di kawasan Cipanas saat ini debit maupun suhunya berkurang, bahkan airnya hilang sama sekali. Seperti sumber mata air di Pamenong Rancango, Tanjung Kamuning, Cisakti Cilopang, dan Cikatel Pananjung. Juga sumber mata air di Ciengang,” beber Herman.
Dikemukakan, suhu air panas di kawasan Cipanas Indah kini berkisar 20-10 derajat Celcius. Padahal sebelumnya, bertemperatur berkisar 37-46 derajat Celcius.
“Pada zaman kemerdekaan dulu, suhu air di Cipanas Indah ini sama dengan di Ciengang. Panas sekali. Lebih dari 40 derajat (Celcius). Maka, pada sumber mata airnya dibangun tembok-tembok seperti bak atau kolam, sebab memang tadinya untuk berendam. Tetapi kalau sekarang, suhu air di Ciengang juga mengalami penurunan dibandingkan sebelum-sebelumnya,” ungkap Herman pula.
***********
(NZ).