Keramahan Dudung Hingga Kini Masih Disapa “KS”

Keramahan Dudung Hingga Kini Masih Disapa “KS”

1042
0
SHARE

Karangsari Leuwigoong, Garut News ( Sabtu, 13/09 – 2014 ).

Profil Inspiratif, Dudung.
Profil Inspiratif, Dudung.

Dudung, meski kini berusia 75 tahun.

Bahkan sejak delapan tahun lalu pensiun dengan jabatan terakhirnya “Kepala Stasiun” (KS) Karangsari, Leuwigoong, Garut, Jawa Barat.

Namun dimana dan kemana pun pergi, masyarakat senantiasa menyapanya Pak “KS”.

Padahal saya, bukan KS lagi, ungkapnya merendah, sambil tersenyum ramah.

Kenapa demikian, “mungkin lantaran selama saya bertugas di mana pun, senantiasa mengedepankan sikap ramah tamah pada siapa pun pula,” ungkap Dudung kepada Garut News, Sabtu (13/09-2014).

Meski kerap ditugaskan pada daerah rawan sekalipun, seperti di Stasiun Nagreg, dan Stasiun Lebak Jero, ungkapnya.

Bahkan saat bertugas di Nagreg dan Lebak Jero, terpaksa istri dan keluarga berdomisili di Bandung, sebab waktu itu masih sangat rawan gerombolan, ungkapnya pula.

KA Melintas dari Kroya Tujuan Jakarta.
KA Melintas dari Jakarta Tujuan Kroya.

Namun, ternyata dimana pun ditugaskan, senantiasa mengedepankan keramahan dengan siapapun, termasuk dengan kalangan kaula muda jaman sekarang.

Ia pun sangat senang memasyarakat, sehingga bisa dekat dengan pemuga agama, pemuka masyarakat, termasuk dengan kepala desa malahan camat, kata Dudung.

Dari Kroya Tujuan Jakarta.
Dari Kroya Tujuan Jakarta.

Sehingga ketika bertugas di Stasiun “Kereta Api” (KA) Nagreg, dan Lebak Jero masyarakat setempat memertahankan, agar jangan di mutasi ke lokasi lain.

Kemudian bertugas di Stasiun Karangsari Leuwigoong selama delapan tahun sebagai “KS”, hingga memasuki masa pensiun sejak delapan tahun lalu.

Ayah dari empat anak, asal Cikuya Cicalengka Bandung ini, sangat bersyukur dua anak di antaranya bisa menjadi pegawai PT KAI.

Kini bersama istrinya berdomisili di belakang Stasiun Karangsari, sambil “wawarungan” atawa berdagang.

Dudung, Hingg Kini "Handap Asor" (merendah) Dengan Siapapun, Kini Lebih Banyak Menghabiskan Waktu di Mushola.
Dudung, Hingga Kini Tetap “Handap Asor” (merendah) Dengan Siapapun, Sekarang Lebih Banyak Menghabiskan Waktu di Mushola.

“Jika dahulu anak-anak ikut saya, kini saya dan istri ikut pada anak-anak,” ujarnya.

Hingga kini pun, Dudung senantiasa ramah menyapa siapapun masyarakat yang berjalan melewati Stasiun Karangsari.

Lantaran, memang dari dulu banyak dilalui masyarakat hendak dan pulang dari bertani, ungkapnya pula.

Dudung pun mengisahkan demikian baik dan berkesannya pada pola kepemimpinan antara lain Ir Somali, serta Anwar Supriadi saat keduanya menjadi Dirut perusahaan KA tersebut.

Dudung pun sekarang, lebih banyak menghabiskan waktu di Mushola, Wirid dan Mengaji.

Dari Stasiun Karangsari siapapun bisa menaiki KA tujuan Purwakarta pada pukul 05.30 setiap harinya, dengan ongkos atawa tarif karcis Rp3.500 per penumpang.

Stasiun Karangsari berada pada posisi sekitar 651 mdpl.

********

Esay/Foto : John Doddy Hidayat.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY