Garut News ( Kamis, 22/05 – 2014 ).
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman menyatakan hingga kini status kepemilikan “aset” Situ, atawa Danau Bagendit di wilayah Kecamatan Bayuresmi masih belum jelas.
“Katanya aset milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat, setelah ditelusuri dan ditanyakan ternyata milik pemerintah pusat,” ungkapnya saat berdialog pada Peringatan Ke-22 Hari Air Dunia Tahun 2014 di Arboretum Legok Pulus Kecamatan Samarang, Kamis (22/05-2014).
Ketidak jelasan kepemilikan aset ini, bisa menyulitkan pada pembiayaan proses pemeliharaan, atawa kegiatan rehabilitasinya, seperti apa?
Namun Helmi Budiman tetap mengharapkan, meski berstatus kepemilikan aset masih belum jelas, tetapi potensi Situ Bagendit tersebut bisa tetap terpelihara, terawat, dan terjaga dengan sebaik mungkin, katanya.
Dikatakan pula, Air dan energi saling memiliki ketergantungan, di Kabupaten Garut antara lain terdapat 32 sub aliran sungai sejauh 301 kilometer, dengan 87 situ tersebar pada 19 desa pada 17 wilayah kecamatan.
Di antaranya termanfaatkan pada proses pembangkit tenaga listrik mikro hidro, juga geothermal (panasbumi), berupa tekanan uap air kering memutarkan turbin.
Selama ini memasok energi listrik interkoneksi Jawa, Madura dan Bali.
Didesak pertanyaan Garut News mengenai formula manajemen air, Helmi Budiman mengemukakan bisa terjaminnya ketersediaan air, juga menanggulangi terjadinya disparitas air di musim penghujan dan kemarau panjang, antara lain diperlukannya penyediaan sarana-sarana penampungan air.
Seperti waduk, embung, situ termasuk komitmen menyosialisasikan manfaat pembuatan biopori-biopori, katanya.
Upaya seperti ini, juga kudu terpadu secara lintas sektoral, berupa penanaman pohon pada setiap kawasan kritis, sekaligus guna mengantisipasi datangnya kemarau panjang.
Kepala “Balai Besar Wilayah Sungai” (BBS) Cimanuk-Cisanggarung, Tri Sasongko Widianto kepada Garut News katakan, selain beragam upaya fisik menanggulangi terjadi disparitas ketersediaan air pada musim penghujan, serta kemarau panjang.
Juga diperlukan upaya non fisik, di antaranya berupa advokasi dan sosialisasi mengenai sangat pentingnya menjaga dan meningkatkan kualitas kelestarian alam, beserta lingkunagannya.
Pemuka masyarakat, Aang Suhana antara lain mengharapkan, agar kondisi Arboretum Legok Pulus segera ditingkatkan kuantitas serta kualitasnya.
Dengan melibatkan peran serta masyarakat sekitarnya, sehingga memiliki dampak meningkatkan sosial ekonomi masyarakat setempat.
Arboretum tersebut, memiliki koleksi sekitar 4.000 vegetasi pada areal seluas 11 hektare, berketinggian 1.200 mdpl, 17 km arah utara dari Pusat kota Garut.
Rangkaian helatan peringatan ini, berthemakan “Water and Energy For Our Life”.
Kepala Bidang Konservasi Pengembangan Sumber Daya Air Dinas SDAP kabupaten setempat, Iwan S. Wiradisastra mengemukakan, kepemilikan aset Situ bagendit kini tengah diproses bisa berada pada Pemkab Garut, katanya.
Ungkapan senada disampaikan Kepala Bidang Bina teknik dan Manfaat Irigasi Dinas SDAP, Saeful Falah.
Kepala BBWS, Tri Sasongko Widianto juga mengemukakan, Situ Bagendit kini merupakan sistem jaringan Irigasi Leuwigoong, katanya.
*******
Esay/ Foto : John Doddy Hidayat.