Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Selasa, 30/05 – 2017 ).
Rata-rata kemampuan pengeluaran maupun daya beli penduduk Kabupaten Garut, Jawa Barat, hanya Rp19 ribu/hari/per kapita.
Jika daya beli tersebut, hanya dimanfaatkan memenuhi kebutuhan makan dan minum.
Maka alokasi biayanya Rp6 ribu rupiah setiap makan.
Agar setiap individu warga Garut bisa menikmati tiga kali makan dalam sehari-semalam.
Maka bisa dipastikan sangat rendahnya kualitas menu makanan bernilai Rp6 ribu itu, kondisi sangat memprihatinkan ini, juga kian diperparah rata-rata lama sekolah penduduk kabupaten setempat hanya 6,88 tahun, sedangkan harapan lama sekolahnya 11,69 tahun.
Berdasar sumber BPS RI menunjukan, kondisi daya beli penduduk Garut tersebut, bertengger pada urutan kedua terparah dari 27 kabupatenb/kota di Provinsi Jabar setelah kabupaten Cianjur.
Lantaran pengeluaran maupun daya beli penduduk Garut 2016 itu Rp7.079.000 per kapita per tahun, dengan rata-rata lama sekolahnya bertengger pada posisi keenam terbawah dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat.
Sedangkan kondisi “Indeks Pembangunan Manusia” (IPM) Garut, 63,64 atau pada urutan ketiga dari bawah pada 27 kabupaten/kota di Jabar, setelah Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Tasikmalaya.
Sehingga diperlukan survey kepuasan konsumen oleh konsultan publik, sebab status “Wajar Tanpa Pengecualian” (WTP) dari BPK merupakan penilaian pada lingkungan intern pemerintahan.
Sejauh ini pun Kabupaten Garut, tak memiliki target capaian angka kelulusan sekolah pada setiap jenjang pendidikan, khususnya lulusan SD dan SMP maupun sederajat.
Dalam pada itu, rendahnya IPM Garut, sangat didominasi rendahnya kontribusi komponen indeks kesehatan, menyusul angka kematian ibu dan anak baru melahirkan di Kabupaten Garut paling tinggi di Provinsi Jawa Barat.
********