Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Rabu, 13/09 – 2017 ).
Meski masih belum diketahui kepastian penyebab utama terbakarnya sekitar 171 unit bangunan kios, dan empat unit bangunan lapak “pedagang kaki lima” (PKL) pada komplek Pasar Leles di Kecamatan Leles, Senin (11/09/2017) tersebut.
Namun tragedi yang menelan kerugian material sekitar Rp2,6 miliar itu, justru ironisnya terjadi setahun menjelang direvitalisasi yang diagendakan pada 2018 mendatang bersumber dana APBD Kabupaten Garut.
Sedangkan adanya kepastian bakal direvitalisasi, setidaknya dengan dialokasikannya anggaran kegiatan pemenuhan persyaratan revitalisasi pasar ini di 2016 lalu pada “Dinas Perindustrian Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral” (Disperindag ESDM) kabupaten setempat.
Antara lain belanja jasa konsultasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Pasar Leles senilai Rp127 juta, belanja jasa konsultasi Analisis Mengenai Dampak Lalu Lintas (AMDALALIN) Pasar Leles senilai Rp100 juta, dan belanja jasa konsultasi perencanaan Detail Engineering Design (DED) Pasar Leles Rp200 juta. Juga biaya swakelola untuk kegiatan bersangkutan mencapai puluhan juta rupiah
.
Saat mengunjungi lokasi Pasar Leles paskakebakaran, Selasa (12/09-2017), kepada wartawan, Bupati Rudy Gunawan katakan, Pasar Leles direvitalisasi pada 2018 menelan anggaran sekitar Rp30 miliar.
Jika pasar tradisional di Kecamatan Leles itu terbangun, nantinya para pedagang tak usah membeli kios untuk menempati masing-masing kiosnya melainkan hanya dibebani retribusi harian.
Dikemukakan, segera setelah puing-puing bekas kebakaran dibersihkan dan ditertibkan, di sana akan didirikan pasar darurat bagi para pedagang agar bisa kembali menjalankan usahanya berdagang, katanya.
Kasus kebakaran tersebut, selain meranggas sedikitnya 171 unit bangunan kios, serta 4 unit bangunan lapak PKL, juga ada sedikitnya 13 unit bangunan kios lain, dan sekitar 10 rumah penduduk berdekatan lingkungan pasar rusak terdampak.
*********
(NZ).