Kabupaten Garut Segera Bangun Pusat Kesehatan Jiwa

Kabupaten Garut Segera Bangun Pusat Kesehatan Jiwa

789
0
SHARE
Wabup Helmi Budiman Didampingi Kepala Dinkes Bahas Pembangunan Pusat Kesehatan Jiwa.

“Helmi Budiman : Dijadikan Salahsatu Momentum Puncak Peringatan Hari Jadi ke-204 Garut”

(16 Pebruari 1813 – 16 Pebruari 2017) Selamat Hari Jadi Garut 2017.

Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat

Garut News ( Jum’at, 03/02 – 2017 ).

Wabup Helmi Budiman Didampingi Kepala Dinkes Bahas Pembangunan Pusat Kesehatan Jiwa.
Wabup Helmi Budiman Didampingi Kepala Dinkes Bahas Pembangunan Pusat Kesehatan Jiwa.

Kabupaten Garut segera membangun “Pusat Kesehatan Jiwa” (PKJ) di Jalan Pembangunan Pameungpeuk yang bersumber APBD kabupaten setempat 2017 bernilai sekitar Rp3 miliar, berkapasitas 25 kamar dilengkapi ragam fasilitas maupun sarana prasarana penunjang lainnya.

Membangun Gerakan Masyarakat Sehat, dijadikan pula salahsatu momentum penting puncak peringatan hari jadi Garut tahun 2017, “Dirgahayu Hari Jadi Garut”.

“Segera dibangunnya PKJ tersebut, lantaran totalitas penderita jenis penyakit ini dinilai tinggi,” ungkap Wakil Bupati dr H. Helmi Budiman kepada Garut News disela kesibukan membahas rencana pembangunan sarana kesehatan itu dengan Kepala Dinas Kesehatan dr H. Teni S. Rifai juga pihak  konsultan di Aula Dinkes, Jum’at (03/01-2017).

Dibahas Serius, Jum'at (03/02-2017).
Dibahas Serius, Jum’at (03/02-2017).

Bahkan jauh sebelumnya Helmi Budiman mengagendakan mulai sejak 2015 Puskesmas di kabupatennya,  memiliki jasa layanan bagi pasien “orang dengan gangguan jiwa” (ODGJ).

Sebagai upaya menanggulangi tingginya kasus pasien gangguan jiwa di kabupaten ini. RSUD dr Slamet juga dilengkapi minimal satu unit rurang perawatan khusus pasien ODGJ.

Wakil Bupati Helmi Budiman sebelumnya katakan pula, dalam jangka pendek setidaknya 65 puskesmas memiliki jasa layanan itu.

“Sedangkan rumah sakit kudu memiliki satu ruang perawatan gangguan jiwa,” ungkap Helmi pada rapat kerja dengan Komisi D DPRD setempat, Jumat (28/11-2014) silam.

Selain itu, katanya pelbagai langkah lain juga disiapkan. Termasuk pelatihan tenaga dokter dan perawat serta pengadaan obat-obatan. katanya.

Ketika itu dia mengaku kaget kasus ODGJ di Garut lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Provinsi Jawa Barat. Padahal Garut memiliki banyak potensi lokal bisa menekan kemungkinan munculnya kasus gangguan jiwa.

“Mestinya, dengan potensi-potensi lokal ini, penyakit kejiwaan di Garut bisa ditekan. Inilah yang lebih penting. Bagaimana upaya preventif bisa dilakukan mencegah timbulnya kasus gangguan jiwa dengan pelbagai pendekatan. Termasuk pendekatan potensi lokal,” imbuhnya.

Kasus ODGJ di Garut paling menonjol terjadi di Kecamatan Kersamanah berjumlah sedikitnya 152, dan di Kecamatan Cibatu sekitar 56 ODJG.

Menurut Pakar Kejiwaan RSHS Bandung Teddy Hidayat, hingga kini soal kesehatan jiwa masih belum menjadi prioritas perhatian pemerintah.

Anggaran disediakan penanganan kasus kesehatan jiwa pun hanya satu persen dari total anggaran kesehatan.

Sehingga fasilitas layanan kesehatan jiwa tersedia sangat minim.

Saat ini, ungkap Teddy, hanya ada sekitar 33 rumah sakit jiwa di 27 provinsi. RSUD menyelenggarakan layanan kesehatan jiwa pun baru 248 dari 500 RSUD.

Dari sebanyak 9.500 Puskesmas yang ada, hanya sekitar 3.359 puskemas menyelenggarakan layanan kesehatan jiwa.

“Padahal tingginya kesenjangan pengobatan gangguan jiwa ini, menyebabkan terjadinya morbiditas mortalitas, kronik, disabilitas, pemasungan, gelsi, kekerasan, bunuh diri, dan kasus lain tak lebih hanya menjadi beban,” ungkap Teddy.

Dikemukakan, berdasar Laporan Hasil “Pemeriksaan Kesehatan Dasar” (Riskesdas) Kemenkes 2013, dari 45,5 juta penduduk Jabar, 72 ribu di antaranya mengalami gangguan jiwa.

Sedangkan jumlah penduduk Garut mengalami gangguan jiwa sekitar 4.805 pada 2014 dari total penduduk sekitar 3.003.004.

*******

Noel, Jdh.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY