“Pembangunan Jembatan Maktal Beserta Ampel Tunggu Dana Pusat”
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Selasa, 25/07 – 2017 ).
Jembatan Cimanuk Maktal Garut, Jawa Barat, kini kian berkondisi rawan. Lantaran sarana penghubung sungai berusia sekitar 191 tahun tersebut, hanya berkapasitas tekanan gandar lima ton.
Tetapi selama ini kerap dilintasi kendaraan berkapasitas 15 ton seperti truk tanksi LPJ, bahkan pada sepanjang lintasan ruas badan jalan jembatan itu acap terjadi penumpukan ragam jenis kendaraan berhenti, atawa tersendat macet. Sehingga semakin mendesak direhabilitasi.
Terus terjadi peningkatan volume serta beban ragam jenis kendaraan melintasi jembatan berkonstruksi tua ini, diakui Kepala Dinas “Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang” (PUPR) kabupaten setempat, Drs H. Uu Saepudin, ST, M.Si di ruang kerjanya, Selasa (25/07-2017).
Hingga kini masih menunggu pasokan dana bersumber APBN atau pusat sekitar Rp10 miliar melalui BNPB, lantaran jembatan tersebut merupakan terdampak puncak amuk Sungai Cimanuk pada 20 September 2016 silam.
Padahal semula pada tahun anggaran 2016, antara lain memprioritaskan penggantian jembatan tersebut, yang juga berada pada titik lokasi dinilai sangat strategis.
Dikatakan, penggantian jembatan sepanjang 35 meter selebar sembilan meter termasuk bahu jalannya itu, juga semula dialokasikan menelan dana APBD Garut sekitar Rp2,4 miliar, yang diagendakan “Berkonstruksi jembatan komposit terdiri baja, yang kegiatan pembangunan fisiknya diagendakan Juni 2016.
Dikemukakaan pula, pada 2017-2018 di lokasi sama di sebelahnya, direncanakan dibangun jembatan bernilai ikonik berjenis konstruksi masih dilakukan analisa. Menyusul keberadaan jembatan sungai Cimanuk di kawasan Maktal sangat strategis, dan vital.
Karena jembatan dekat Lapang Paris itu terindikasi kuat rawan ambruk akibat kondisi konstruksi jembatan terbilang sangat tua. Rehabilitasi konstruksi jembatan sudah cukup lama tak dilakukan. Padahal beban kendaraan berbagai jenis yang melintas terus meningkat dari waktu ke waktu.
Malahan sering terjadi antrean kendaraan di atas badan jembatan lantaran terhadang lampu merah maupun terjebak kemacetan di perempatan jalan Maktal.
Selain jembatan Sungai Cimanuk Kawasan Maktal, jembatan Cimanuk di Kawasan Leuwidaun Jalan Raya Cimanuk pun mesti mendapatkan perhatian khusus. Sebab usia jembatan tersebut diperkirakan sama dengan jembatan Cimanuk Maktal, sekitar 191 tahun.
Pada lintasan jembatan sungai Cimanuk Maktal maupun Cimanuk Leuwidaun nyaris setiap hari terjadi antrean panjang ragam jenis kendaraan. Terutama pada jam-jam berangkat kantor, istirahat, dan pulang kantor.
Pada musim liburan panjang, antrean kendaraan di kedua lintasan jembatan acap berlangsung lama karena terjebak macet akibat meningkatnya volume pelbagai jenis kendaraan dari berbagai arah. Terutama lintasan jembatan Cimanuk Maktal dengan keberadaan “traffic light”-nya.
“Jembatan Ampel”
Realisasi pembangunan Jembatan Ampel juga menunggu alokasi dana pusat melalui BNPB bernilai sekitar Rp2 miliar, sebab termasuk pula terdampak puncak amuk Sungai Cimanuk, ungkap Uu Saepudin.
Sebelumnya diagendakan pembangunan Jembatan Ampel penghubung Panawuan di Kelurahan Sukajaya Tarogong Kidul dengan Rancamaya, bakal diwujudkan dengan konstruksi komposit kelas B baja siku berbentang sepanjang 20 meter, dan selebar tujuh meter termasuk pada kiri dan kanan trotoarnya masing-masing selebar 0,5 meter.
“Jembatan berketinggian 11,5 meter terdiri 4,5 meter di antaranya kedalaman dua pondasi sumuran tersebut, menelan dana Rp2 miliar bersumber APBN/BPBD,”ungkap Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan pada Bidang Bina Program Dinas PUPR, Gun Gun Sukma Utama, ST.
Sedangkan bahu pada kedua ujung jembatan itu masing-masing sepanjang dua meter, dengan elektabilitas pemuaiannya menggunakan bantalan karet.
Diagendakan realisasi pembangunannya ditindaklanjuti pada 2017 ini, katanya.
Sedangkan terdapat curamnya kemiringan lintasan jalan dari arah Panawuan menjelang Jembatan Ampel ini sekitar 40 derajat juga bakal dilandaikan hingga menjadi hanya berkemiringan sepuluh derajat, ungkapnya pula.
*********