Isoman Banyak Dilakukan Tak Sesuai Standar Prosedur.

Isoman Banyak Dilakukan Tak Sesuai Standar Prosedur.

389
0
SHARE
Akltivitas Perdagangan Jalan Terus, Ahad (04/07-2021).
Aktivitas Perdagangan Jalan Terus, Ahad (04/07-2021).

“Penyebab Lonjakan Wabah Covid-19”

Garutnews ( Ahad, 04/07 – 2021 ).

Terus terjadinya lonjakan wabah Covid-19 di Kabupaten Garut lantaran antara lain ‘isolasi mandiri’ (isoman) dilakukan banyak warga terpapar pandemi tak sesuai standar prosedur. 

Kondisi tersebut di antaranya ditunjukkan fasilitas rumah isolasi kecil, dan bercampur. Sehingga memungkinkan terjadi kontak erat antara warga isoman dengan anggota keluarga lain.

Demikian tudingan Wakil Ketua Komisi 4 DPRD kabupaten setempat Karnoto  seusai meninjau lokasi isoman pada sejumlah wilayah kecamatan belum lama ini.

Dia katakan kasus di Panyindangan Cisompet. Hasil tracing dan testing awal di ditemukan 22 kasus positif. Namun setelah diisolasi mandiri, ternyata beberapa pekan berikutnya mereka yang positif malahan bertambah menjadi 97 orang.

Peristiwa serupa juga terjadi pada beberapa titik lokasi isoman di Kecamatan Cilawu, dan Cibalong. Kasusnya di sana terus bertambah justeru setelah warga terpapar corona menjalani isoman.

Bahkan Puskesmas Cilawu harus membuka layanan rawat inap termasuk memasang tenda di halaman gedung sebab jumlah pasien berdatangan melebihi kapasitas.

Karnoto mengemukakan, prokes tak dijalankan ketat; terbatasnya kunjungan pelayanan kesehatan dari puskesmas setempat karena faktor jarak dan keterbatasan tenaga kesehatan; serta persoalan sosial ekonomi masyarakat memerumit proses pengetatan serta penyekatan mobilitas warga di perkampungan turut menjadi pemicu penyebaran tak kunjung berhenti.

“Itu kasus terdeteksi dan dilakukan treatmen, Bagaimana kasus yang tak terdeteksi, sedangkan kepatuhan masyarakatnya pada prokes sangat rendah?” ungkap legislator dari Fraksi PKS itu.

Dia pun mengaku khawatir wabah Covid-19 di kabupatennya merupakan fenomena gunung es yang tampak di permukaan kecil, padahal di bawahnya besar. Terlebih banyak laporan dari pelosok adanya satu hingga tiga orang dalam satu keluarga tiba-tiba jatuh sakit kemudian meninggal dunia tanpa sempat dirapid tes dahulu.

“Inilah penyebab kenapa penularan terus terjadi. Ada skitar 5000-an terkonfirmasi positif melakukan isolasi mandiri di masyarakat, tetapi tak sesuai standar SOP. Jika mengacu pada teori gunung es, bisa jadi fakta sebenarnya sepuluh kali lipat. Berarti ada 50.000 sebenarnya terpapar di Garut. Ini bahaya jika dibiarkan,” tandasnya.

Dengan perkembangan kasus sedemikian parah di Kabupaten Garut, Karnoto berpendapat penanganannya tak mungkin hanya mengandalkan peran Pemerintah Kabupaten.

Semestinya kini perangkat pemerintahan di tingkat kecamatan, desa, RW dan RT berperan aktif dalam penanggulangan mandiri dengan menyelenggarakan isoman sesuai SOP bagi warga terkonfirmasi, menyosialisasikan dan menjalankan Prokes 6M kepada setiap warga, serta menanggulangi beragam dampak sosial ekonomi dengan bergotong royong.

Berdasar data Satgas Penanganan Covid-19, kasus pasien positif di Garut hingga 3 Juli 2021 mencapai 19.406 dengan 831 di antaranya meninggal dunia, 4.358 orang isoman dan 514 dalam isolasi perawatan rumah sakit. Sedangkan mereka dinyatakan sembuh mencapai 13.000 orang.

*****

Abisyamil/Fotografer : John.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY