Inilah Ratusan Ribu Wajah Kemiskinan Kabupaten Garut

Inilah Ratusan Ribu Wajah Kemiskinan Kabupaten Garut

1033
0
SHARE
Wajah Kemiskinan Garut.

“Sosok Mereka Inilah Senantiasa Berusaha Peroleh Apa yang Bisa Dimakan Hari Ini…?, Merka Bukanlah Figur yang Berpikir Siapa yang Mau Gua Makan Hari…?”

Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat

Garut News ( Sabtu, 15/04 – 2017 ).

Wajah Kemiskinan Garut.
Wajah Kemiskinan Garut.

Foto berita Garut News pada akhir pekan ini, Sabtu (15/04-2017), memotret beberapa sosok kaum dhuafa dari sedikitnya tiga ratus ribuan wajah penduduk di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang hingga kini masih didera kondisi kemiskinan yang kian “menyakitkan”.

Padahal Nasihin Masha (Republika.co.id) mengingatkan, “Saat ini yang paling berbahaya justru jika kita membiarkan korupsi, dan kesenjangan ekonomi, dua hal inilah yang bisa menimbulkan disintegrasi, korupsi dan kesenjangan ekonomi lahir akibat rakus induvidual, dan rakus korporasi/kapitalisme”.

Sosok Inilah Senantiasa Berusaha Peroleh Apa yang Bisa Dimakan Hari Ini, Bukan Figur yang berpikir Siapa yang Mau Gua Makan Hari Ini.
Sosok Inilah Senantiasa Berusaha Peroleh Apa yang Bisa Dimakan Hari Ini, Bukan Figur yang berpikir Siapa yang Mau Gua Makan Hari Ini.

Kemiskinan mereka berwajah banyak, tak hanya miskin harta, melainkan juga miskin keterampialan, dan ilmu pengetahuan.

“Sosok Mereka Inilah Senantiasa Berusaha Peroleh Apa yang Bisa Dimakan Hari Ini…?.

Mereka Bukanlah Figur yang Berpikir Siapa yang Mau Gua Makan Hari…?”

Dalam pada itu, Wakil Bupati Kabupaten Garut, dr H. Helmi Budiman pada “nukilan” pendapatnya katakan, penduduk berkatagori miskin di kabupatennya mencapai 300 ribuan atau masih tinggi dibandingkan intensitas kemiskinan rata-rata nasional.

Hanya Mencari Sesuap Nasi, Bukan Ferary Maupun Lamborgini.
Hanya Mencari Sesuap Nasi, Bukan Ferary Maupun Lamborgini.

“Apalagi dibandingkan rata-rata Provinsi Jawa Barat, dibawah 10 persen,” katanya.

Sehingga tertumpu harapan penanggulangannya, antara lain terdapatnya sinergitas pemerintah bersama elemen lainnya, imbuh dia.

Garut News juga melaporkan, hingga akhir Desember 2016 lalu dari sedikitnya 65.700 penganggur usia produktif di kabupaten ini,  ternyata hingga akhir Maret 2017 hanya terserap 893 tenaga kerja.

Mereka terdiri 875 bekerja pada pabrik sepatu di Kecamatan Leles, serta 18 tenaga kerja terserap lembaga perbankan syariah.

Liburan Panjang Bukan Bermudik, Melainkan Meramu Kehidupan yang Sarat Ketimpangan.
Liburan Panjang Bukan Bermudik, Melainkan Meramu Kehidupan yang Sarat Ketimpangan.

Kepala “Dinas Tenaga Kerja” (Disnaker) dan Transmigrasi  kabupaten setempat, R. Tedi, S.Sos, M.Si ungkapkan, pihaknya segera memprioritaskan jasa layanan informasi bursa kerja berupa dibangunnya rumah informasi kerja sebagai upaya mengurangi jumlah pengangguran.

Sarana bermedium media elektronik tersebut bakal diluncurkan mulai Mei 2017, dipastikan terdapat informasi lowongan maupun peluang kerja di dalam, serta luar negeri, katanya pula. 

Kemudian digelarnya perluasan kesempatan kerja melalui kegiatan padat karya pada dua wilayah kecamatan.

Pasangan Suami Istri Mengais Sampah Hingga Jelang Larut Malam pada Lintasan Jalan Pembangunan Garut.
Pasangan Suami Istri Mengais Sampah Hingga Jelang Larut Malam pada Lintasan Jalan Pembangunan Garut.

Masing-masing Cisompet dan Kecamatan Caringin berupa pengerasan jalan masing-masing sepanjang 800 meter, yang menyerap 126 tenaga kerja.

Diselenggarakan juga pelatihan kewirausahaan, serta jenis pelatihan lainnya yang dilaksanakan, kata dia.

 

 

*********

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY