**** Suara Aisyiyah
Garut News, ( Sabtu, 28/09 ).

‘Aisyiyah, organisasi perempuan bergerak bidang dakwah amar makruf nahyi munkar, dan bagian persyarikatan Muhammadiyah secara keseluruhan, selama ini memberikan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia.
Sejak didirikan Nyai Ahmad Dahlan, 19 Mei 1917 M atawa bertepatan 27 Rajab 1335 H, Aisyiyah tak pernah berhenti bekerja, dan memerbaiki diri demi perjuangan mewujudkan masyarakat idaman adil makmur, diridhai Allah SWT.
‘Aisyiyah, organisasi masyarakat perempuan Islami, gerakannya tersebar di seluruh pelosok bumi Indonesia.
Di Provinsi Jawa Barat ‘Aisyiyah tersebar hampir pada setiap kota dan kabupaten, solid dan eksis di tengah masyarakat bersituasi bagaimanapun.
Setiap anggotanya berkewajiban berusaha segiat-giatnya mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera lahir dan batin.
Seluruh kegiatan gerakannya ditujukan semata-mata hanya beribadah, dan menggapai ridho Allah SWT.
‘Aisyiyah Jabar bervisi dan misikan :
VISI
- Islam membawa rakhmat bagi segenap umat manusia sehingga tercipta masyarakat bahagia , sejahtera, dan berkeadilan.
- Masyarakat bahagia , sejahtera, dan berkeadilan merupakan masyarakat utama, yaitu masyarakat yang dibina oleh segenap warganya, baik yang pria maupun yang wanitanya secara fungsional.
- Masyarakat utama dibentuk dengan menegakkan ajaran Islam secara istiqomah dan bersikap aktif melalui dakwah amar makruf nahyi munkar
- Secara umum; terciptanya masyarakat utama , yakni masyrakat yang berbahagia, sejahtera dan berkeadilan serta memperoleh ridha Allah SWT.
MISI
Untuk meraih visinya maka ‘Aisyiyah menggariskan misinya sebagai berikut :
- Menegakkan dan menyebar luaskan ajaran Islam yang didasarkan kepada keyakinan tauhid yang murni menurut Al Quran dan Assunah secara benar.
- Mewujudkan kehidupan Islami dalam diri pribadi , keluarga dan masyarakat luas.
- Menggalakkan pemahaman terhadap landasan hidup keagamaan dengan menggunakan akal sehat yang dijiwai oleh ruh berfikir Islami dalam menjawab tuntutan dan menyelesaikan persoalan kehidupan dalam masyarakat luas.
- Menciptakan semangat beramal dengan beramar makruf nahyi munkar dan dengan menempatkan potensi segenap warga masyarakat baik pria maupun wanita dalam mencapai tujuan organisasi.
‘AISYIYAH memiliki Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) tersebar pada 26 Kota/Kabupaten di Jabar, Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) terdapat di seluruh Kecamatan Kab/Kota se Jawa Barat dengan 197 Cabang, Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah (PRA) juga terdapat di seluruh Kelurahan/Desa Kab/Kota se Jawa Barat dengan 677 Ranting.

‘Aisyiyah, organisasi perempuan bergerak bidang sosial, keagamaan dan kemasyarakatan.
Komponen organisasi perempuan Muhammadyah, Aisyiyah didirikan pada 27 Rajab 1375 bertepatan dengan 19 Mei 1917 di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan
Bermula dari perkumpulan gadis-gadis pengajian rutin dikenal sebagai Sapa tresna tahun 1914, para kader Aisyiyah kemudian berkembang sampai pada kalangan ibu-ibu rumah tangga, kemudian diajak memikirkan persoalan kemasyarakatan khususnya masalah peningkatan harkat kaum perempuan.
Seperti halnya Muhammadiyah, berdirinya ‘Aisyiyah dilatarbelakangi keprihatinan mendalam kondisi bangsa Indonesia, khususnya kaum perempuan.
Pada awal abad ke 20, paham budaya mensubordinasi derajat dan kedudukan kaum perempuan menjadi sumber kebodohan dan ketertinggalan.
Pada masa itu, sekolah-sekolah hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki, itupun juga terbatas pada kalangan tertentu (priyayi).
Jadi, tidaklah mengherankan jika peran perempuan pada masa itu dibatasi pada sektor domestik.
Pandai di dapur dan mengasuh anak menjadi tolok ukur kualitas gadis-gadis pada masa itu.
Demikianlah, “ketika para perempuan disibukkan pekerjaan domestik, KH. Ahmad Dahlan justru berpikir sebaliknya, dan mengatakan pada para perempuan untuk menjalankan tugas menghadapi masyarakat (public)”.
Setelah terbentuknya perkumpulan pergerakan, ‘Aisyiyah melaksanakan kerja-kerja sosial untuk kemajuan, dan peningkatan harkat dan martabat perempuan Indonesia.
*****
Editor, SBD, JDH.