Ini Alasan Ketertarikan Ilmuwan Muslim Kaji Astronomi

Ini Alasan Ketertarikan Ilmuwan Muslim Kaji Astronomi

987
0
SHARE
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad. (Wordpress.com).

Red: Agung Sasongko

Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad. (WordPress.com).
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad. (WordPress.com).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pada abad ke-9, ahli astronomi Muslim berhasil membangun observatorium pertama di Kota Baghdad. Di bawah dukungan para penguasa, observatorium yang lebih besar dan lengkap bermunculan di Istanbul, Maragha, dan Samarkand. Di sebagian besar observatorium, terdapat banyak instrumen khusus seperti sekstan kuadran.

Ketertarikan terhadap kajian astronomi dan astrologi ketika itu didorong oleh kebutuhan navigasi pelayaran serta alasan keagamaan. Di antaranya penentuan arah kiblat. Salah satu figur penting dalam astronomi adalah Ibrahim al-Farizi. Ilmuwan asal Persia tersebut adalah penemu astrolabe. Alat ini berfungsi mengukur sudut bintang dan matahari di atas ufuk serta menjadi alat bantu navigasi paling utama selama beberapa abad.

Teknik irigasi menjadi salah satu objek yang vital di era keemasan Islam. Terlebih, sebagian besar negeri Islam bertanah kering. Untuk mendatangkan air ke lahan kering, dibutuhkan inovasi teknik sehingga lahan dapat ditanami beragam komoditas. Ini memantik mereka untuk menemukan teknologi baru dalam pengelolaan air.

Guna menunjang produksi pertanian, ilmuwan Muslim juga melahirkan teknologi roda air, kincir air, dan mesin pompa air. Selama pemerintahan Islam di Spanyol, dibuat sebuah kincir air di Kota Murcia yang dikenal dengan nama La Nora. Ibnu Bassarl, yang hidup antara 1038 hingga 1075, merupakan perintis penggunaan flywheel (roda gaya).

Mekanisme flywheel digunakan untuk melancarkan penyaluran tenaga dari alat ke mesin penggerak pada kincir air. Masih banyak lagi inovasi yang dihasilkan sarjana Muslim, mulai dari kertas, tinta, kaca, serat optik, bahan kimia, hingga teknik bangunan. Semua penemuan itu mewarnai pengembangan teknologi dunia.

******

Republika.co.id

SHARE
Previous articleNovel Baswedan
Next articlePesantren dan Tradisi Ilmiah

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY