“Tak Nyaman Juga Tak Inspiratif”
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Ahad, 07/05 – 2017 ).
Penyelenggaraan “Hari Bebas Kendaraan Bermotor” (HBKB) atawa “Car Free Day” di Kota Garut, Jawa Barat, Ahad (07/05-2017), selain berkondisi tak nyaman juga tak memberikan inspirasi bagi banyak kalangan yang semula berkeinginan bisa maksimal menikmati suasana helatan tersebut.
Lantaran HBKB di jantung kota pada sepanjang lintasan ruas Jalan A. Yani itu, sangat sarat dipenuhi para pedagang lengkap dengan tenda maupun anjungannya, mereka menjajakan sekaligus menawarkan ragam jenis komoditas omset penjualannya masing-masing.
“Sehingga mendesak segera dibenahi agar HBKB bisa dikembalikan pada tujuannya semula yakni menyosialisasikan kepada masyarakat supaya menurunkan ketergantungan terhadap kendaraan bermotor. Kegiatan ini pun biasanya didorong para aktivis bergerak dalam bidang lingkungan, dan transportasi,” ungkap Hasan (60) penduduk Tarogong Kidul di arena HBKB, Ahad (07/05-2017).
Ungkapan serta harapan senada juga dikemukakan beberapa pengunjung lainnya termasuk Ny. Ani (70), warga Pananjung.
Dia yang pensiunan PT. Telkom pun mengingatkan, tematik penting pada hari bebas kendaraan bermotor, tinggalkan kendaraan bermotor di rumah, dan berjalan kakilah atau gunakan kendaraan tak bermotor.
Maupun menggunakan kendaraan umum untuk perjalanan panjang, imbuhnya.
Tetapi ternyata arena HBKB di Kota Garut, selain masih dilintasi sejumlah moda angkutan kota juga sarat para pedagang yang tak hanya bertengger pada kiri dan kanan nyaris sepanjang Jalan A. Yani, para pedagang pun menjadi merebak hingga di depan Kantor Kecamatan Garut Kota di Jalan Pramuka.
Serta sarat nyaris memenuhi seputar perempatan depan Kantor Pos Garut, menjadikan para pejalan kaki menjadi berdesak-desakan.
Menjadi menyerupai melintasi arena pasar malam, yang bahkan acap sulit bergerak atau melangkahkan kaki.
Sebab sepanjang perjalanan, mereka banyak disuguhi penawaran ragam jenis makanan atau jajanan dengan banyak aroma cukup tajam terendus hidung hingga kemana-mana.
Serta penawaran ragam jenis minuman ringan.
Termasuk merebak-maraknya para pedagang pelbagai model pakaian juga aksesories lainnya.
Malahan pagelaran aktraksi “doger monyet” pun masih mewarnai HBKB Kota Garut, termasuk aktivitas para pedagang beragam jenis mainan anak-anak.
“Sama sekali tak bermaksud antipati atau melarang para pedagang berusaha, namun hendaknya pemerintah setempat bisa mengatur sebaik mungkin, agar masyarakat luas juga dapat menikmati suasana HBKB dengan sebaik dan senyaman mungkin, sekaligus diharapkan Kota Garut ini Memberi Banyak Inspirasi” imbuh Maman pula.
Menyusul kalangan pedagang pun selain banyak menggelar tenda.
Juga banyak di antaranya yang menjajakan mata dagangannya langsung digelar pada mobilnya masing-masing.
Sehingga sesaknya suasana HBKB, menjadi kian diperparah pula hingar bingarnya kebisingan aktivitas promosi banyak pedagang, ungkap Maman, menambahkan.
Meski pada arena tersebut, juga terdapat kegiatan sosial yang digelar kalangan kaula muda secara positip dan persuasif menawarkan jasa menghimpun sumbangan untuk korban di Palestina.
Serta ada kegiatan positip lainnya, antara lain berupa atraksi band kaula muda untuk menghimpun sumbangan bagi korban amuk Sungai Cimanuk.
*********