Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Selasa, 28/02 – 2017 ).
Diperoleh informasi, BPBD Kabupaten Garut selenggarakan pendataan, dan penghitungan kerugian material akibat banjir menerjang dua desa di Kecamatan Sukaresmi, yang berlangsung Ahad (26/02-2017) petang.
Masing-masing menerjang Kampung Cilegong Desa Sukalilah, dan Kampung Sukawangsa Desa Sukamulya Kecamatan Sukaresmi diduga lantaran luapan sungai Cikeruh menyusul hujan deras mengguyur kawasan tersebut selama sekitar dua jam.
“Masih dihitung. Tetapi kondisi sudah kondusif,” kata Kepala Pelaksana BPBD kabupaten setempat Dadi Djakaria, Senin (27/02-2017).
Sebelumnya disebutkan .banjir terjadi akibat hujan deras berlangsung sekitar pukul 15.00 WIB hingga sekitar pukul 17.00 WIB. Menyebabkan enam rumah penduduk Kampung Cilegong Sukalilah terendam, dan satu rumah penduduk lainnya milik Ny. Arin jebol. Sehingga pemiliknya terpaksa diungsikan ke rumah orang tua mereka.
Sekitar delapan hektare lahan pertanian milik warga kampung itu pun rusak diterjang banjir. Banjir bercampur lumpur ini juga merendam sedikitnya 50 unit rumah penduduk Kampung Sukawangsa Sukamulya.
Sumber lainnya pun katakan, banjir Sukaresmi mengakibatkan kerugian material sekitar Rp300 juta. Itu pun baru terhitung di Kampung Cilegong Desa Sukalilah.
“Informasi Sekdes Sukalilah, kerugiannya mencapai sekitar Rp300 juta. Tak ada korban. Tetapi ada enam rumah terkena banjir, dan satu rumah rusak. Tanaman, sayuran, dan kebun-kebun warga juga rusak. Sedangkan dari Desa Sukamulya, kita belum dapat laporan,” ujar Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (LPBM) Garut Aceng Hobir.
Dia jelaskan, pihaknya terus melakukan assesmen menyusul kejadian banjir itu. Belum juga beres persoalan banjir melanda dua desa di Kecamatan Sukaresmi, para pengguna kendaraan serta warga lainnya dikejutkan banjir lumpur menerjang sekitar kawasan pertigaan Jalan Otista arah jalan by pass Kubang Tanjung Kamuning Kecamatan Tarogong Kaler-Sukasenang Banyuresmi, Senin (27/02/2017) sekitar pukul 14.00 WIB.
Kejadian tak terduga sebab tak disertai hujan itu mengakibatkan arus kendaraan lalu lintas dari arah Garut menuju Bandung maupun sebaliknya terhambat. Beberapa pengendara pun terpaksa membalikkan arah kendaraan menghindari banjir lumpur.
Belum diketahui penyebab terjadinya banjir lumpur. Namun sebagian warga menduga karena terjadi longsor di arah hulu kawasan kaki Gunungapi Guntur.
Sebelumnya Sabtu (25/02-2017) sore, banjir sempat menerjang kawasan lintasan ruas Jalan Raya Leles mulai sekitar Pasar Leles hingga Alun alun Leles. Banjir berketinggian sekitar 30 centimeter itu melaju deras memicu timbulnya kemacetan arus kendaraan cukup panjang.
Diduga banjir terjadi akibat saluran pembuangan air (drainase) tak mampu menampung luapan air hujan turun deras sore itu. Diperparah banyaknya sampah menyumbat drainase.
Sebagian kalangan menilai banjir tersebut tak terlepas dari akibat berubahnya fungsi kawasan serapan air kini menjadi areal bangunan pabrik sepatu olahraga PT Chang Shien, dan lainnya menjadi kawasan pertambangan galian
“Saya lihat, air dari arah pabrik, dan dari arah tempat penambangan pasir mengalir deras. Seingat saya, baru kali ini, di daerah ini terjadi banjir besar seperti sekarang,” kata penduduk setempat, Dikdik.
*********
(ZM, jdh).