“Menyisakan Trauma Berkepanjangan, Lantaran Masyarakat Masih Belum Sepenuhnya Mandiri, Seperti Penduduk Jepang Hadapi Bencana”
Garut News ( Ahad, 29/12 ).
Masih diperlukan upaya maksimal, mewujudkan masyarakat “sadar” bencana.
Menyusul selama ini, kerap menyisakan Trauma Berkepanjangan, Lantaran Masyarakat Masih Belum Sepenuhnya Mandiri, Seperti Penduduk Jepang Hadapi Bencana”
Bahkan juga, masih banyak korban bencana longsor di Kampung Cikawung/Gunung Batu, Girimukti Kecamatan Cisewu, dan Kampung Pojok, Sukalaksana Talegong, Garut, Jabar, hingga kini mengungsi pada rumah tetangga, juga kerabat terdekat, dinilai aman.
Sehingga belum terdapat kepastian, apakah kudu direlokasi atawa tidak.
Lantaran “Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi” (PVMBG) pun, masih melakukan pengkajian terkait hal itu.
“Soal perlu tidaknya direlokasi, masih dikaji PVMBG. Kita koordinasi dengan PVMBG, menunggu hasilnya,” kata Kepala Pelaksana BPBD kabupaten setempat, Dikdik Hendrajaya, Kamis (26/12). Bencana longsor menerjang Kampung Cikawung RT. 03/05 Desa Girimukti Cisewu, 19 Desember lalu berakibat sekurangnya tiga rumah penduduk, dan satu warung hancur.
Peristiwa tersebut, mengakibatkan pula sekurangnya sembilan rumah penduduk lain berkondisi terancam, katanya.
Sedangkan longsor di Kampung Pojok Sukalaksana Talegong pada 14 Desember.
Peristiwa ini, mengakibatkan sedikitnya dua unit rumah warga rusak berat, satu unit rumah rusak ringan, 25 unit rumah serta satu unit bangunan masjid menjadi terancam.
Penduduk korban longsor Kampung Cikawung Girimukti Cisewu sempat dikabarkan mengalami kekurangan pangan.
Pemkab Garut segera mengirim bantuan ke sana.
“Di sana ada 12 KK atawa 45 pengungsi. Mereka mengungsi di rumah tetangga dekat. Dan kita mengirimkan bantuan dua kuintal beras dari BP4K, BPBD, dan bantuan minyak goreng, kompor serbaguna, kidware, dll,” kata Hendrajaya.
Selain “Menyisakan Trauma Berkepanjangan, Lantaran Masyarakat Masih Belum Sepenuhnya Mandiri, Seperti Penduduk Jepang Hadapi Bencana”
Juga dampak sosial dan ekonomi, lantaran terputus totalnya mobilitas transfortasi urat nadi perekonomian masyarakat.
Sehingga, antara lain mendesak segera direalisasikannya upaya penanaman hutan, yang sistematis dan terstruktur.
Sekaligus langkah nyata pemeliharaan atawa perawatannya.
Termasuk hutan terdapat pada tanah milik masyarakat sekalipun.
****** Esai/ Foto : John Doddy Hidayat.