Enau, Tanaman Serba Guna Belum Maksimal Dimanfaatkan

Enau, Tanaman Serba Guna Belum Maksimal Dimanfaatkan

1153
0
SHARE
Pohon enau atau aren.

Garut News ( Sabtu, 08/12 – 2018 ).

Buah dari Pohon enau atau aren.

Pohon enau atau aren (Arenga pinnata, suku Arecaceae) sejenis palma dikenal dengan sebutan ‘tangkal kawung’ (Bahasa Sunda), merupakan vegetasi serba guna, yang belum maksimal dimanfaatkan. Sehingga tak gencar dibudidayakan.

Bahkan jenis tanaman tersebut, cenderung dibiarkan hanya tumbuh  serta berkembang secara alami pada perbukitan maupun perkampungan di pelosok pedesaan.

Gula Aren dari Cihurip Garut.

Malahan dominasi penyebarannya pun dilakukan oleh satwa musang atau  mamalia pemangsa (bangsa karnivora) dari suku Viverridae, merupakan hewan malam (nokturnal) pemangsa ayam peliharaan di malam hari itu.

Biji buah dari tangkal kawung itu, oleh hewan pemanjat ulung ini disebarkan bersamaan pada pembuangan kotorannya.

Padahal dari pohon enau tersebut, pada tongkol bunga jantannya bisa disadap tetesan air manis niranya sebagai bahan baku pembuatan gula aren, atau minuman lahang.

Buah Berisikan Kolang – Kaling.

Nira segera dimasak hingga mengental dan menjadi gula cair, ke dalam gula cair ini bisa dibubuhkan bahan pengeras (campuran getah nangka dengan beberapa bahan lain) agar membeku dan dicetak menjadi gula bongkahan (gula gandu).

Atau, ke dalam gula cair ditambahkan bahan pemisah seperti minyak kelapa, agar terbentuk gula bubuk (kristal), disebut gula semut.

Malahan dengan membubuhkan bahan lain, atau membiarkannya selama beberapa hari, nira berfermentasi menjadi cuka. Cuka dari aren tak lagi dikenal, lantaran tergantikan cuka pabrik.

Memproduki Gula Aren Dari Cairan Nira.

Sedangkan buah aren memiliki dua atau tiga butir inti biji (endosperma) berwarna putih tersalut batok tipis keras. Buah muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus mengeluarkan intinya.

Inti biji itu direndam air kapur beberapa hari untuk menghilangkan getah gatal dan beracun. Cara lain buah muda dikukus selama tiga jam dan setelah dikupas, inti bijinya dipukul gepeng kemudian direndam dalam air selama 10-20 hari.

Inti biji yang diolah, diperdagangkan sebagai kolang-kaling, menjadi campuran es, manisan atau dimasak sebagai kolak. Teristimewa sebagai hidangan berbuka puasa Ramadlan.

Mencetak Gula Aren.

Daun pohon enau juga bisa digunakan bahan atap rumah penduduk, pucuk daunnya masih kuncup dipergunakan daun rokok (daun kawung). Lembar-lembar daunnya pun dapat digunakan pembungkus barang dagangan.

Lembar-lembar daunnya pun kerap dipintal menjadi tali, sementara lidinya menghasilkan barang anyaman sederhana, dan sapu lidi.

Ijuk dari pohon enau pun dipintal menjadi tali. Meski agak kaku, tali ijuk cukup kuat, awet dan tahan digunakan di air laut. Ijuk dapat pula dijadikan bahan atap rumah, pembuat sikat dan sapu ijuk.

Dari pelepah dan tangkai daunnya, setelah diolah, dihasilkan serat kuat dan tahan lama dijadikan benang, tali pancing dan senar gitar Batak.

Batangnya mengayu di sebelah luar dan agak lunak berserabut di bagian dalam atau empulurnya. Kayunya yang keras ini digunakan menjadi papan, kasau atau dibuat menjadi tongkat.

Empulur atau gumbarnya dapat ditumbuk dan diolah menghasilkan sagu, kendati kualitasnya kalah oleh sagu rumbia. Batang dibelah memanjang dan dibuang empulurnya digunakan sebagai talang atau saluran air. Juga dari akar dihasilkan serat bahan anyaman, tali pancing atau cambuk.

Namun nilai ekonomi pohon aren masih dilirik sebelah mata, telibas pengembangan perkebunan kelapa sawit.

Meski pohon aren berfungsi pula sebagai konservasi tanah, malahan gula yang dihasilkannya murni alami, maupun sama sekali tak seperti bahan pemanis sarat kandungan kimia yang membahayakan kesehatan manusia.

Demikian foto berita Garut News akhir pekan ini, Sabtu ( 08/12 – 2018 ).

*******

Pelbagai Sumber/Esay Fotografer : John Doddy Hidayat.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY