Eklamsi/Berat Badan Rendah Penyebab Tingginya Kematian Ibu/Anak

Eklamsi/Berat Badan Rendah Penyebab Tingginya Kematian Ibu/Anak

1309
0
SHARE
Eulis Dahniar, SKM

“Harus Menjadi Pemikiran Kita Perbaiki Bersama”

Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Rabu, 10/05 – 2017 ).

Eulis Dahniar, SKM
Eulis Dahniar, SKM

Penyebab tingginya kasus kematian ibu di Kabupaten Garut,  mencapai 60,8 persen akibat eklamasi atau hipertensi pada kehamilan, dan pendarahan. Sedangkan penyebab tingginya kasus kematian bayi, 72,03 persen lantaran berat badan lahir rendah, serta asfiksia atau sesak.

Namun dari penyebab tingginya kedua kasus tersebut, tak hanya semata masalah kesehatan, ungkap Kepala Dinas Kesehatan, dr H. Tenni Sewara Rifai, M.Kes yang disampaikan Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat pada Dinkes kabupaten setempat, Eulis Dahniar, SKM.

FMM, Fokus Pada "Kesehatan Ibu dan Anak" (KIA), Medium Sinergikan Pemerintah Dengan Lembaga Usaha Juga Keluarga>
FMM, Fokus Pada “Kesehatan Ibu dan Anak” (KIA), Medium Sinergikan Pemerintah Dengan Lembaga Usaha Juga Keluarga, serta Pengelola Fasilitas Kesehatan.

“Misalnya hipertensi itu, bisa terjadi lanataran gaya hidup atau pola makan, juga kasus kasus kematian ibu akibat pendarahan bisa pula terjadi karena terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pertolongan, karena perjalanan jauh dan jalannya rusak, sehingga butuh waktu lama mengirim ibu ke fasilitas kesehatan” tandasnya, Selasa (10/05-2017).

Dihadapan peserta pertemuan penguatan “Forum Masyarakat Madani” (FMM) kabupaten ini dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, dikemukakan pula kematian bayi akibat berat badan lahir rendah bisa terjadi sebab ibu hamil kurang asupan gizinya, atau ada penyebab lainnya.

Bahas Rencana Aksi 2017.
Bahas Rencana Aksi 2017.

“Sehingga terjadinya kasus-kasus kematian tersebut, sangatlah dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar kesehatan,” katanya.

Tentunya, hal itu harus menjadi pemikiran kita bersama, kita perbaiki bersama, secara bersinergi, dan terintegrasi, baik lintas program maupun lintas sektor.

Bahkan dengan pelibatan pemberdayaan masyarakat secara aktif.

Termasuk organisasi terdapat di masyarakat dan media massa, tokoh agama maupun pemuka masyarakat.

Agar mereka dapat berperan serta dalam upaya penyelamatan ibu dan bayi di kabupaten ini.

Tokoh Agama/Pemuka Masyarakat Tingkat Kecamatan Juga Bahasa Rencana Aksi FMM 2017.
Tokoh Agama/Pemuka Masyarakat Tingkat Kecamatan Juga Bahasa Rencana Aksi FMM 2017.

Sesuai dengan peran dan fungsi mereka masing-masing, terutama pada upaya mengedukasi masyarakat.

Serta mengajak mereka supaya lebih peduli, dan terlibat langsung berupaya penyelamatan ibu dan bayi di kabupatennya, imbuhnya.

“Kita juga belajar dari kabupaten lain memiliki masalah yang nyaris sama dengan Kabupaten Garut terkait tingginya kematian ibu dan bayi, tetapi mereka berhasil menekan kasus kematiannya melalui upaya disebut Program Emas,” katanya pula.

Dikatakan, “Indek Pembangunan Masnusia” (IPM).

Bersama Wujudkan Kualitas Kesehatan Ibu dan Anak.
Bersama Wujudkan Kualitas Kesehatan Ibu dan Anak.

Merupakan indikator penting pengukur keberhasilan upaya membangun kualitas hidup masyarakat/penduduk, dengan tiga dimensi dasar terdiri usia panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.

Terkait dimensi umur panjang dan hidup sehat, sangatlah dipengaruhi angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan angka kematian kasar.

Pada 2016 di Kabupaten Garut terjadi 74 kasus kematian ibu, serta 333 kasus kematian bayi.

Yang menyebabkan posisi kabupaten tersebut, berkasus kematian ibu dan bayi tertinggi di Provinsi Jawa Barat.

Rosa (19) pengungsi amuk Sungai Cimanuk Garut, Jawa Barat, Selasa (04/04-2017), sekitar pukul 13.00 meninggal dunia setelah empat hari melahirkan anak pertama di RSU dr Slamet. Korban meninggal diperkirakan mengalami kelelahan setelah melahirkan anak pertamanya perempuan, yang juga diprediksikan lahir prematur pada usia kandungan sekitar tujuh bulan.
Rosa (19) pengungsi amuk Sungai Cimanuk Garut, Jawa Barat, Selasa (04/04-2017), sekitar pukul 13.00 meninggal dunia setelah empat hari melahirkan anak pertama di RSU dr Slamet.
Korban meninggal diperkirakan mengalami kelelahan setelah melahirkan anak pertamanya perempuan, yang juga diprediksikan lahir prematur pada usia kandungan sekitar tujuh bulan.

Karena itu, pertemuan penguatan “FMM” lanjutan pertemuan digelar pekan lalu dengan harapan kita, secara bersama-sama bisa mengoptimalkan upaya penyelamatan ibu dan bayi di kabupaten ini, dengan membuat rencana aksi nyata dan mampu kita implementasikan di masyarakat.

Sehingga berdampak baik dan memiliki daya ungkit nyata terhadap upaya penyelamatan ibu dan bayi, maka diserukan dapat maksimal memanfaatkan pertemuan tersebut dengan sebaik mungkin, imbuh Tenni Sewara Rifai yang disampaikan Eulis Dahniar tersebut.

RENCANA KERJA, “KAMI SIAGA” (Komunitas Aliansi Masyarakat Indonesia – Sayang Ibu, dan Anak Garut).

  1. Sosialisasi keberadaan Kami Siaga

Sasaran                        :  Ormas, Media, Instansi, DKM Mesjid

Waktu                         :   Juli, 2017

  1. Konsolidasi dan koordinasi organisasi
Sasa Mutiara Al Huntara Dipangku Seorang Dermawan, Disaksikan Nenek Bayi tersebut, Ny. Lina, Rabu (19/04-2017). Ny. Lina, nenek bayi pengungsi banjir bandang sama sekali tak mengijinkan cucunya dipelihara oleh negara melalui Kementerian Sosial maupun Dinas Sosial manapun, meski Rosa (19) ibu kandung bayi tersebut meninggal dunia setelah empat hari melahirkan anak pertamanya perempuan, yang diberinya nama Sasa Mutiara Al Huntara. Sasa Mutiara Al Huntara Dipangku Seorang Dermawan, Disaksikan Nenek Bayi tersebut, Ny. Lina, Rabu (19/04-2017). Ny. Lina, nenek bayi pengungsi banjir bandang sama sekali tak mengijinkan cucunya dipelihara oleh negara melalui Kementerian Sosial maupun Dinas Sosial manapun, meski Rosa (19) ibu kandung bayi tersebut meninggal dunia setelah empat hari melahirkan anak pertamanya perempuan, yang diberinya nama Sasa Mutiara Al Huntara. Sasa Mutiara Al Huntara Dipangku Seorang Dermawan, Disaksikan Nenek Bayi tersebut, Ny. Lina, Rabu (19/04-2017). Ny. Lina, nenek bayi pengungsi banjir bandang sama sekali tak mengijinkan cucunya dipelihara oleh negara melalui Kementerian Sosial maupun Dinas Sosial manapun, meski Rosa (19) ibu kandung bayi tersebut meninggal dunia setelah empat hari melahirkan anak pertamanya perempuan, yang diberinya nama Sasa Mutiara Al Huntara.
Sasa Mutiara Al Huntara Dipangku Seorang Dermawan, Disaksikan Nenek Bayi tersebut, Ny. Lina, Rabu (19/04-2017).
Ny. Lina, nenek bayi pengungsi banjir bandang sama sekali tak mengijinkan cucunya dipelihara oleh negara melalui Kementerian Sosial maupun Dinas Sosial manapun, meski Rosa (19) ibu kandung bayi tersebut meninggal dunia setelah empat hari melahirkan anak pertamanya perempuan, yang diberinya nama Sasa Mutiara Al Huntara.

Sasaran                        :  CSA, Pemangku Kebijakan, ormas, tokoh agama, PKK Kabupaten, IBI (Ikatan Bidan Indonesia), Baznas

Waktu                         :  Juli, 2017

3. Gebyar jalan sehat, Gebyar seminar, Gebyar talkshow, Gebyar FGD

Sasaran                        :  Ibu hamil dan suami

Waktu                         :  Agustus, 2017

4. Audiensi dengan para pemangku kewajiban

Sasaran                        :  DPR, Bupati

Waktu                         :  Juli, 201

5. Pendampingan Ibu hamil sosial ekonomi menengah ke bawah

Sasaran                        :  Ibu hamil

Waktu                         :  Sesuai kebutuhan

6. Penyuluhan KIA dan Sosialisasi Peran Suami

Rincian penyuluhan : Sosialisasi peran suami dalam proses kehamilan istri dalam aspek materil, psikis dll

Sasaran                        :  Ibu hamil dan suami

Waktu                          :  September 2017

  1. Diklat MKIA

Sasaran                        :  Organisasi

Waktu                          :  Oktober 2017

  1. Pertemuan rutin FMM Kabupaten dan Kecamatan tiga bulan sekali

Sasaran                        :  FMM Kab dan Kec

Waktu                          :  Tiga bulan sekali

  1. Sarana transportasi

Sasaran                        :  Organisasi

Waktu                          :  Secepatnya

  1. Pembuatan buku saku KIA

Sasaran                        :  Organisasi

Waktu                          :  Secepatnya

  1. Monitoring realisasi  “Maklumat Pelayanan”

Sasaran                        : Rumkit/Puskesmas

Waktu                          : Temporer

  1. Mengusulkan legal Aspek PERDA

Sasaran                        : Organisasi

Waktu                          : Mendesak

Juga terdapat rencana aksi kalangan tokoh agama, serta pemuka masyarakat pada setiap wilayah kecamatan di Kabupaten Garut Sepanjang 2017.

 

********

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY