“Pada era reformasi ini, benarkah anak bangsa dari keluarga miskin bisa menikmati pendidikan formal berkualitas hingga ke jenjang paling tinggi…? Jawabnya… Walahualam bi sawab”
Fotografer : John Doddy Hidayat.
Garut News ( Sabtu, 02/05 – 2015 ).

Foto berita Garut News akhir pekan ini, Sabtu (02/05-2015), terkait dengan upaya memaknai “Hari Pendidikan Nasional” (Hardiknas), yang diperingati pada 2 Mei setiap tahunnya.
Setiap 2 Mei, bertepatan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal lantaran berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memerbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atawa orang kaya bisa mengenyam bangku pendidikan.

Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan diasingkan ke Belanda, ia kemudian mendirikan lembaga pendidikan “Taman Siswa” setelah kembali ke tanah air.
Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi menteri pendidikan setelah Kemerdekaan Indonesia. Filosofinya, “Tut Wuri Handayani” (“di belakang memberi dorongan”), digunakan sebagai semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia.

Ia wafat pada 26 April 1959. Menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan Indonesia, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hardiknas.
Pada era reformasi ini, benarkah anak bangsa dari keluarga miskin bisa menikmati pendidikan formal berkualitas hingga ke jenjang paling tinggi…? Jawabnya… Walahualam bi sawab.



Dirgahayu Hari Pendidikan Nasional.
********
Pelbagai Sumber.