Garut News ( Ahad, 06/04 -2014 ).
Di Kota Garut, Jawa Barat, ternyata ada “surabi” atawa jenis kuliner etnik setempat, yang diproduk serta dijajakan “sederhana”, sejak puluhan tahun lalu.
Tetapi hingga kini masih tetap eksis, pada lokasi sama, meski denyut perkembangan kota kian terus merangkak.
Merangkak majunya kawasan perkotaan, dipastikan seiring pula kian merebak-maraknya, serbuan beragam jenis makanan, juga minuman modern atawa import.
Namun produk surabi.
Dijajakan sejak lebih 30 tahun lalu di trotoar Jalan Ciledug, depan Koperasi Pegawai Negeri tersebut.
Masih konsisten bertahan, dengan beragam kesederhanaan dan tradisinya.
Meski kini dijual dengan harga Rp4 ribu per buah, ungkap pengelola kuliner ini, sebut saja Ny. Nenah.
Dia mengaku meneruskan usaha ibu mertuanya.
“Saya hanya meneruskan usaha buhun atawa lawas, ibu mertua saya,” katanya kepada Garut News, Ahad (06/04-2014).
Sedangkan produk surabinya itu, antara lain terdiri surabi berbumbu “oncom”, serta berbumbu abon.
Dia juga memproduk surabi tanpa bumbu apapun, tetapi rasa santan kelapa masih tetap terasa nikmat.
Surabi polos ini dijual seharga Rp2.500 per buah.
Diproduk dan dijajakan pagi, dan sore hari, masih pada lintasan Jalan Ciledug, Kota Garut.
Dipastikan jika dijajakan pada “outlet” artistik permanen berpenyejuk “AC”, dilengkapi meubeler modern, dipastikan surabi ini pun, bisa menyaingi beragam jenis produk kuliner import.
Bahkan mungkin, surabi pun bisa go internasional.
******
Sedangkan foto berita lain pekan ini, pemilik roda bisa menikmati laju moda angkutan penumpang jenis becak, sambil membawa rodanya.
Melintasi sepanjang ruas badan Jalan Copong, Garut, Jawa Barat.
Kedua sobat ini, sama-sama berikhtiar mencari nafkah bagi keluarganya masing-masing, jauh lebih mulia, dan terpuji, dibandingkan para koruptor bermobil.
Tetapi merampok uang negara.
******
Inilah kondisi Bundaran Copong, Garut, setiap libur atawa Ahad, sarat dipenuhi pedagang kaki lima (PKL) dadakan, nyaris menyerupai pasar tumpah.
Semrawut, bahkan menjadi karut-marut.
*******
Esay/ Foto : John Doddy Hidayat.