Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Rabu, 05/04 – 2017 ).
Camat Garut Kota Drs Bambang Hapid, M.Si bersama kalangan Muspika setempat, Rabu (05/04-2017), kian memantapkan mediasi antara pemilik pabrik dengan pihak korban rubuhnya benteng pembatas pabrik penyamakan kulit PT Linda Jaya milik H. Ejeb S tersebut.
Lantaran pada peristiwa yang berlangsung Selasa (04/04-2017) pukul 16.00 di Kampung Sukaregang RT 01/21 Kelurahan kota Wetan itu, selain menyebabkan tiga rumah penduduk ambruk menjadikan porak-poranda, juga menelan dua korban jiwa.
Ketiga pemilik rumah ini masing-masing Wiwi, Engkem, serta milik Ujang. Menelan dua korban jiwa di rumah Wiwi terdiri Ny. Etik, 40 th pekerjaan buruh, kemudian Dadan, 20 th pekerjaan buruh.
Sedangkan korban luka mendera Ny, Siti patimah, 23 tahun, Padil anak Ny. etik 9 tahun, juga Wiwi, 50 tahun pekerjaan buruh.
Sedangkan korban material berupa tiga rumah rusak berat milik Wiwi, Engkem, dan Ujang. Dengan kronologis kejadian kondisi benteng terindikasi kurang kokoh terlihat dari pondasi kurang dalam, dan stuktur tanah tak rata berbukit diperparah guyuran hujan selama satu jam.
Kepada Wartawan Bambang Hapid antara lain katakan, dirinya masih belum bisa memastikan bencana tersebut akibat “human error” maupun faktor alami.
Sebelum tuntasnya kegiatan olah TKP oleh aparat berwenang yang menyelenggarakannya.
Namun seusai menggelar pertemuan dengan Camat Bambang Hapid termasuk kalangan Muspika, H. Ejeb S mengemukakan, pihaknya selain telah memberikan santunan kepada keluarga kedua korban meninggal dunia, juga bersedia mengganti ragam kerugian material, termasuk biaya proses pengobatan para korban selamat.
Selain itu, antara lain bakal segera memerbaiki kondisi struktur bangunan benteng pabrik, malahan sepanjang pinggirannya disisakan celah tanah untuk proses pengamanan.
Menyusul terdapat pula rumah penduduk yang dinding, serta pondasinya persis menempel pada konstruksi bangunan benteng pabrik ini, ungkapnya tanpa bersedia menyebutkan total nilai santunannya itu.
Menyikapi pernah terdapatnya salah seorang penduduk setempat pernah mengingatkan mengenai kondisi benteng yang dinilainya membahayakan, H. Ejeb S mengemukakan pula siapapun boleh, dan bisa memberikan komentar apapun, imbuhnya.
Dalam pada itu, meski penduduk pada lokasi peristiwa tersebut masih diwarnai duka cita, namun suasana berlangsung kondusif.
**********
