BNN Garut : Jangan Sekalipun Konsumsi Penyalahgunaan Narkoba

BNN Garut : Jangan Sekalipun Konsumsi Penyalahgunaan Narkoba

885
0
SHARE

Garut News ( Kamis, 06/09 – 2018 ).

Ilustrasi. Ngelem Juga Bisa Berdampak Adiktif.

Agar tak terjerumus penyalahgunaan narkoba, dan tak menjadi pecandu, apalagi pengedar gelap, maka bersikaplah tegas “janganlah sekali-kali mencoba mengonsumsi narkoba. Jenis apapun”.

Lantaran, daya rusak penyalahgunanya pada kesehatan fisik maupun psikis bahkan ekonomi sangat besar. Sekali terkena narkoba maka pemulihannya pun membutuhkan waktu lama. Itu pun tak bisa dipastikan pulih seratus persen sehingga senantiasa harus diwaspadai kemungkinan memakai lagi narkoba.

Demikian diingatkan Pelaksana Teknis Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Garut, Asep Sahrudin, SE seusai Asistensi Penguatan Pembangunan Berwawasan AntiNarkoba di Institusi Pendidikan bersama BNN kabupaten setempat diikuti kalangan pelajar dan komunitas pendidikan di Garut, Rabu (05/09 – 2018).

“Sekali mencoba pakai narkoba, saraf pada otak itu bisa cacat permanen,” tandasnya mengingatkan pula.

Dikemukakan, upaya mencegah sekaligus menekan kasus penyalahgunaan narkoba yang kini semakin mengkhawatirkan, institusinya kian gencar melakukan penyuluhan ke beragam kalangan. Terutama remaja pelajar yang terbilang rawan.

Ketidaktahuan dampak berbahaya terhadap kondisi fisik maupun psikis, juga rasa penasaran tinggi kerap menjadikan kalangan remaja rentan terpengaruh mencoba-coba mengonsumsi narkoba.

Padahal satu kali saja mencoba mengonsumsinya, maka bakal menuntunnya pada pemakai situasional, kemudian berlanjut menjadi kebiasanaan, selanjutnya berujung pada kecanduan.

“Dari coba-coba ke pemakai rekreasi karena solidaritas pergaulan, atau pemakai situasional sebab sedang galau banyak masalah. Nah jika ini dibiarkan maka menjadi kebiasaan, lalu kecanduan. Apabila sudah begitu, mau tak mau mesti direhabilitasi,” imbuhnya, menyerukan.

Efek narkoba antara lain, menjadikan penderita/pengguna terlihat malas, cenderung mengantuk (heroin); penderita selalu lapar, tak merasa capek, dan tahan begadang (sabu, ekstasi, dan cthinone); serta penderita sering mengalami halusinasi (ganja).

Juga diharapkan, dilakukannya penyuluhan dan pembinaan kalangan pelajar dan komunitas pendidikan, maka para pendidik di sekolah-sekolah bisa memberikan pemahaman lebih luas dan mendalam seputar narkoba dan bahaya penyalahgunaannya terhadap para siswa.

Serta sekaligus mendorong terbentuknya satuan-satuan tugas (satgas) siswa anti penyalahguna narkoba. Seperti terbentuknya Satgas Antinarkoba di SMAN 11 Garut.

“Garut pun terbilang rawan dijadikan daerah penyebaran narkoba. Apalagi wilayahnya luas dengan garis pantai di selatan Garut sangat panjang, 83 kilometer,” ujar Kepala Subag Umum BNN Garut itu.

Dia katakan, dari rentang Januari hingga awal September 2018 ini, BNN Garut menangani 65 pemakai narkoba dari beragam latar belakang berentang usia 20-50 tahun.

Seluruhnya menjalani rehab jalan maupun rehab inap di sejumlah mitra layanan rehabilitasi pemakai narkoba. Antara lain RSU dr Slamet Garut, Puskesmas Siliwangi, RS Nurhayati, RS Prima Insani, INABA 2, dan klinik rehab di BNN Garut.

Diserukan, masyarakat juga perlu diingatkan tak hanya mengenai narkoba yang terakomodir Undang Undang maupun belum, melainkan pada bahaya penyalahgunaan obat-obat psikotropika, dan zat adiktif yang bisa mengakibatkan pemakainya kecanduan.

“Maka, BNN Garut pun siap melayani masyarakat membutuhkan bantuan berkaitan kecanduan obat psikotropika maupun zat adiktif,” ujarnya.

********

NZ/Fotografer : John Doddy Hidayat.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY