“Umumnya Tak Mengutamakan Pembangunan Drainase Sepanjang Kedua Sisi Badan Jalan”
Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Selasa, 29/08 – 2017 ).
Sejak beberapa tahun terakhir, proses perbaikan ruas badan jalan di banyak lintasan pada wilayah Kabupaten Garut kian merebak-marak dilakukan penggantian material, semula perkerasan aspal menjadi beton.
Namun di beberapa lintasan ruas badan jalan dilakukan betonisasi, ada sambungan jalan beton dengan jalan aspal maupun antarjalan beton tak rata/seimbang sehingga bisa berpotensi membahayakan pengguna jasa jalan tersebut.
Pada sejumlah titik lokasi bahaya mengancam pengguna jasa jalan, bahkan sangat menonjol lantaran pengerjaan betonisasi jalan tak disertai penataan kedua bahu jalannya. Kondisi bahu jalan justru dibiarkan tak diurug dan disamakan dengan tinggi beton. Maka terdapat perbedaan sangat ekstrim antara badan jalan beton dengan bahu jalan.
Kondisi ini, terlihat tak hanya pada jalan beton berstatus jalan desa melainkan juga jalan beton berstatus jalan kabupaten, seperti ruas jalan Balubur Limbangan-Selaawi.
Maka para pengguna jasa jalan mesti ekstra berhati-hati melintasinya sepanjang 5-10 kilometer dibetonisasi dengan menghabiskan dana APBD kabupaten setempat 2017 berpagu anggaran sekitar Rp10,8 miliar lebih ini.
“Kita juga heran perbaikan jalan sepertinya tak merata. Hampir lebih mirip tambal sulam. Hanya dibeton, bukan diaspal. Yang kelihatan benar-benar diperbaiki itu hanya di beberapa titik lokasi tebingnya mungkin rawan longsor. Yang paling terlihat, antara badan jalan dengan bahu jalan posisinya curam seperti undakan. Itu berbahaya. Kendaraan bisa tergelincir,” ungkap Agus M (46) warga Limbangan Timur Kecamatan Balubur Limbangan, Selasa (29/08-2017).
Camat Selaawi Ridwan Effendi menilai kondisi ruas jalan Balubur Limbangan-Selaawi paskapeningkatan jalan dengan biaya pengawasan senilai sekitar Rp200 juta tersebut, kini berkondisi relatif bagus.
“Sebagian dihotmix, dan sebagian direadymix hanya ada sebagian bahu jalan agak terjal dari badan jalan. Memang khawatir terjadi kendaraan tergelincir kalau berpapasan dengan kendaraan lain karena bahu jalannya terjal. Tetapi kabarnya ada pengerjaan bahu jalan. Hanya, belum tahu kapan,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Komisi B DPRD Garut Dudeh Ruhiyat katakan, pihaknya sempat menerima pengaduan masyarakat mengenai pengerjaan peningkatan ruas jalan Balubur Limbangan-Selaawi itu.
Namun kata dia pula, persoalan ini segera diselesaikan setelah pihaknya menggelar rapat kerja dengan pihak dinas terkait belum lama ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupate, Uu Saepudin tak memberikan tanggapan ketika dikonfirmasi mengenai perbaikan jalan beton yang belum disertai penataan bahu jalan, khususnya pada lintasan jalur Balubur Limbangan-Selaawi itu.
Padahal kondisi ruas jalan tersebut sebelumnya menjadi sorotan sejumlah kalangan sebab kerusakannya sangat parah, dan terkesan dibiarkan.
Sejumlah tokoh masyarakat Balubur Limbangan, dan Selaawi bahkan sempat memprotes dan mendesak dilakukan perbaikan ruas jalan ini, dengan menyambangi DPRD Maret lalu.
Pantauan lapangan juga menunjukan, bahaya mengintai pula para pengguna jasa jalan pada sejumlah ruas jalan beton berstatus kabupaten karena kondisinya mulai mengalami kerusakan.
Semisal pada ruas jalan beton arah kawasan wisata Cipanas Kecamatan Tarogong Kaler, dan ruas jalan arah Banjarwangi-Singajaya.
“Dengan banyaknya perbaikan jalan diganti beton semula aspal, mestinya ada semacam jaminan dari pelaksana atas pengerjaan kegiatannya bagi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan para pengguna jasa jalan,” imbuh pengamat kebijakan publik Dudi Supriadi.
“Demikian pula Pemkab harus bisa memberikan kepastian adanya perbaikan infrastruktur jalan bersangkutan secara berkesinambungan. Jangan sampai di satu sisi perbaikan jalan dilakukan bertujuan memerlancar lalu lintas kendaraan dan menghindari kecelakaan, tetapi di lain sisi perbaikan jalan tersebut, malahan bisa menimbulkan bahaya lain,” tandasnya.
*********
(NZ).