– Endang Suarini, Penggemar Sepak Bola dan Pemerhati Kesehatan
Jakarta, Garut News ( Sabtu, 14/06 – 2014 ).
Johnny Rep, bekas pemain sepak bola Belanda dalam Piala Dunia 1974 dan 1978, pernah mengatakan, dari waktu ke waktu dampak Piala Dunia makin menggila.
Seluruh kehidupan dunia ini seakan dikuasai oleh kegilaan dalam pesta sepak bola terakbar ini.
Gaung Piala Dunia 2014 yang diselenggarakan di Brasil terdengar di mana-mana.
Seperti kita tahu, Piala Dunia Brasil berlangsung dari 13 Juni hingga 14 Juli 2014 dan diikuti 32 negara.
Berdasarkan jadwal, memang ada beberapa pertandingan Piala Dunia yang dimainkan pada pukul 05.00 atau 08.00 WIB.
Tapi, sebagian besar dari 64 pertandingan digelar pada pukul 23.00 dan 02.00 WIB.
Meski biasanya ada cuplikan hasil pertandingan pada tayangan berita sepak bola di televisi, bagi gibol (penggila bola) sejati tidak afdal kalau tidak menonton langsung di televisi.
Aktivitas menonton atau begadang demi bola hukumnya wajib!
Apalagi tontonan Piala Dunia sudah menjadi hiburan gratis sekaligus menjadi ajang melupakan kesumpekan hidup akibat kenaikan harga bahan pokok dan hiruk-pikuk kampanye pilpres yang banyak ditandai dengan kampanye hitam berbau SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).
Padahal menonton pertandingan sepak bola pada malam atau dinihari jelas berisiko bagi kesehatan.
Akibat begadang, tentu saja porsi tidur normal sekitar 6-8 jam per hari menjadi berkurang.
Bagi yang tidak bekerja, tentu kehilangan jam tidur bisa diganti dengan tidur siang pada keesokan harinya.
Namun bagi karyawan kantor atau buruh pabrik, menonton Piala Dunia pada malam hari membawa konsekuensi yang tidak ringan.
Tidak mengherankan jika selama Piala Dunia akan muncul fenomena “mengantuk” berjamaah.
Orang-orang dengan tampang loyo dan mata sayu akan memenuhi negeri ini.
Maka, Rhoma Irama, dalam lagu Begadang, berpesan: “Jadilah itu sayangi badan. Jangan begadang setiap malam…”
Dampak nonton Piala Dunia bukan hanya fisik, tapi juga psikis.
Kebanyakan orang yang kurang tidur sering bangun tidak fresh.
Kondisi jiwa labil atau muncul perasaan bad mood atau “bete”.
Jelas dampak negatif itu tidak akan mampu menghentikan orang untuk tidak menyukai sepak bola.
Jadi, mari lihat juga dampak positifnya.
Menurut Dr Andrew McCulloch dari Mental Health Foundation, tontonan sepak bola bisa mengasah hati dan rasa kemanusiaan kita, terlepas dari segala dampak buruknya.
Michel Platini juga berharap Piala Dunia bisa merekatkan relasi antaranggota keluarga.
Simak saja, Piala Dunia juga menyatukan tujuh miliar warga dunia.
Nah, agar sisi-sisi positif itu kian tergali, selama menonton 64 pertandingan di Piala Dunia 2014, para bolamania perlu memberi tambahan nutrisi atau vitamin untuk tubuh.
Jadi, silakan menonton, asalkan jangan mengorbankan kesehatan.
Selamat menonton Piala Dunia 2014.
*******
Kolom/Artikel : Tempo.co