“Hari Ini Pasok Bantuan Bagi Korban Longsor Peundeuy”
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Rabu, 11/10 – 2017 ).
Ketua “Badan Amil Zakat Nasional” (BAZNAS) Kabupaten Garut, Rd. Aas Kosasih, S.Ag., M.Si katakan, lembaganya sejak enam bulan terakhir berupaya maksimal membantu proses penyembuhan anak balita tak berkelamin di RSHS Bandung.
“Meski Hapid anak berusia empat tahun tersebut, peserta BPJS. Namun kedua orang tuanya senantiasa terdesak biaya transfortasi juga akomodasi setiap hendak berobat jalan maupun therafi anak ke RSHS Bandung,” ungkap Aas Kosasih kepada Garut News di ruang kerjanya, Rabu (11/10-2017).
Bahkan Baznas kabupaten setempat, setiap bulan melunasi pembayaran BPJS nya Rp25.500, sebagaimana diakui ibu kandung Hapid, Ny. Rita (40), yang mengaku semula sangat menyembunyikan derita yang mendera anaknya itu.
Namun lantaran terdesak pemenuhan kebutuhan biaya, kemudian disarankan Ketua RT di Kampungnya Rancasalak RT. 01/03 Desa/Kecamatan Kadungora, agar terbuka memohon bantuan ke Baznas menyusul penderitaan Hapid bukan aib, melainkan penyakit yang harus segera disembuhkan.
Saat lahir, pada selangkangan Hapid nyaris rata tak ada kelamin meski didominasi karakter laki-laki, kemudian dirujuk ke RSHS Bandung antara lain mendapatkan suntikan hormon maupun kromosom berbiaya Rp2,5 juta sekaligus disarankan memiliki BPJS.
Kendati mulai membuahkan hasil ditandai mulai munculnya kelamin Hapid sepanjang 1,02 cm, namun tak terdapat saluran urine, sehingga setiap pipis masih tetap keluar dari dubur. Malahan kini kondisi duburnya mengalami insfeksi berat.
Maka harus segera dibawa ke RSHS guna menjalani operasi memindahkan saluran pipisnya ke sebelah lambungnya, agar bisa disalurkan melalui selang.
Masih menurut Ny. Rita, berdasar keterangan para dokter akhli. Hapid bisa sembuh total dan sempurna jika bisa berobat ke Jepang dengan biaya yang harus disiapkan mencapai Rp850 juta.
“Hari Ini Pasok Bantuan Bagi Korban Longsor Peundeuy”
Baznas Garut juga hari ini, Rabu (11/10-2017), memberikan pasokan bantuan bagi korban longsor yang tersebar pada empat desa di wilayah Kecamatan Peundeuy.
Antara lain berupa dua kuintal beras, 40 dus mie instan, mie goreng, serta seratus selimut guna memenuhi kebutuhan sangat mendesak para pengungsi, ungkap Aas Kosasih yang diakui pula Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan pada Baznas setempat, H. Hendi Muhyidin.
Dikemukakan Hendi Muhyidin, dirinya bersama Tim Baznas langsung menyelenggarakan monitoring lapangan sekaligus menyerahkan bantuan tersebut.
Aas kosasih juga menambahkan keterangannya, diagendakan pada 18 Okjtober 2017 ini, menyerahkan bantuan bagi 840 orang berhak menerimanya terdiri mudir SD/Sederajat, dan murid SMP/Sederajat yang tersebar pada 27 wilayah kecamatan.
Sekaligus bantuan bagi 350 ustad berlangsung di Gedung Pendopo Kabupaten Garut. Menyusul bantuan pada 15 kecamatan lainnya sudah diserahkan.
Mereka 840 murid dari kalangan keluarga kurang mampu, berupa pemberian peralatan sekolah dengan nilai Rp175.000 per anak. Bantuan ini pun berbasiskan Program Garut Cedas.
Sedangkan untuk Program Garut Takwa, Baznas memberikan bantuan kepada 350 orang guru ngaji, tersebar pada 42 wilayah kecamatan bernilai Rp 300 ribu/orang. Sehingga total bantuan disalurkan pada kedua program itu bernilai Rp252 juta.
Diberikan dalam dua tahap, masing-masing pada 19 Agustus 2017 lalu di Pameungpeuk kepada 450 orang murid, dan 150 guru ngaji.
Tahap kedua diagendakan pada 18 Oktober 2017 di Gedung Pendopo. Sekaligus digelarnya Ikrar Bersama Kebangkitan Zakat di Kabupaten Garut, imbuhnya.
Dikatakan, berdasar 30 Resolusi Rakor Zakat Nasional Baznas 2017, di antaranya memercepat proses revisi Inpres No. 3/2014 menjadi PP atau Perpres Tentang Pemotongan Zakat Aparatur Sipil Negara (ASN), dan Pegawai BUMN/BUMD beserta anak cucu perusahaannya.
Baznas juga mendorong Ketua Umum Korpri untuk mengintruksikan Pembina Korpri sesuai dengan tingkatannya, untuk membayar zakat ke Baznas melalui pemotongan langsung dari daftar gaji.
Selain itu, meningkatkan jumlah Mustahik (penerima zakat) yang dibantu secara nasional hingga mencapai delapan juta orang pada 2018, dengan pembagian 10 persen oleh Baznas Pusat, 60 persen oleh Baznas Provinsi, dan Kabupaten/Kota, serta 30 persen oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Mengusulkan pula kepada Menteri Keuangan, agar zakat yang dibayarkan melalui Baznas dan LAZ menjadi pengurang pajak, bukan hanya pengurang pendapatan kenan pajak, ungkap Aas Kosasih mengenai resolusi itu.
*******