Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Rabu, 31/05 – 2017 ).
Sangat sarat suasana bahagia bahkan juga bernuansakan haru-biru.
Mewarnai penyelenggaraan berbuka bersama Syaum Ramadlan 1438 H.
Digelar bersama anak-anak beserta keluarga para pengungsi korban terdampak puncak amuk Sungai Cimanuk.
Mereka kini berdomisili pada “hunian sementara” (Huntara) LPSE.
Yang terletak pada lintasan jalan Pramuka Kota Garut, Rabu (31/05-2017).
Helatan yang orsinil digagas Koordinator Huntara LPSE, Agus Setiawan tersebut, maksimal memanfaatkan sumbangsih dari donatur Hj. Yati bersama keluarganya, yang bermukim persis di depan Huntara LPSE.
Huntara LPSE dihuni 28 kepala keluarga pengungsi, maupun 127 penduduk korban terdampak banjir bandang 20 September 2016 silam.
Terdapat sedikitnya 54 penduduk di antaranya kalangan balita dan anak-anak, mereka sangat berbahagia dan sangat menikmati buka puasa bersama untuk pertama kalinya selama menunaikan ibadah Syaum Ramadlan tahun ini, ungkap Agus Setiawan.
Sedangkan menu yang disajikan antara lain sayur ayam, serta konsumsi jenis takjil lainnya, diawali juga do’a bersama , dan pelaksanaan SAhalat Maghrib berjamaah.
“Kasus Keracunan Makanan”
Pada Sabtu (20/05-2017) lalu, Singapura Charity juga menggelar makan bersama pengungsi, namun sedikitnya 277 pengungsi diduga kuat keracunan makanan.
Terdapat sekitar 174 korban di antaranya sempat kritis dan terpaksa dibawa ke RSU dr Slamet, kemudian empat korban dirawat di Puskesmas DTP Tarogong Kaler, bahkan terdapat pula 17 korban yang dirawat di RSU sempat jalani perawatan lanjutan.
Para pengungsi sangat mengharapkan adanya permintaan maap secara terbuka dari pihak manapun, yang terlibat dalam penyelenggaraan helatan ini, terutama dari Singapura Charity.
Meski terjadinya kasus itu bisa dimaklumi bersama, namun pernyataan permintaan maap secara terbuka dinilai sangat diperlukan, agar di kemudian hari tak terulang kembali, ungkap para pengungsi mengharapkan.
**********