
“Diduga Kuat Akibat Ulah Manusia”
Garut News ( Jum’at, 24/11 – 2017 ).

Sedikitnya 768 penduduk atau 147 ‘kepala keluarga’ (KK) korban tragedi banjir bandang beserta lumpur di wilayah Kecamatan Malangbong Garut, Jawa Barat.
Kini sangat mendesak segera memerlukan bantuan ‘sembilan bahan pokok’ (Sembako).
Sejak terjadinya bencana tersebut, Rabu (22/11-2017) petang, hingga sekurangnya sampai sepekan mendatang mereka sangat membutuhkan bantuan Sembako, ungkap Camat setempat Teten Sundara kepada Garut News di lokasi bencana, Jum’at (24/11-2017).

Lantaran seluruh korban terdampak kini sepenuhnya disibukan kegiatan membersihkan rumah beserta lingkungan juga sawah dari tumpukan lumpur, batu, juga pepohonan tumbang.
Bergotong-royong antara lain bersama – sama unsur pemerintahan setempat, serta aparat TNI/Polri, juga kalangan relawan lainnya.

Lahan sawah yang tertimbun lumpur, serta akibat tertimbun longsoran sementara terindentifikasi mencapai 120 hektare.
Mereka penghuni sekitar 149 unit rumah yang mengalami kerusakan ringan, sedang, bahkan kerusakan berat. Sedangkan yang terancam mencapai 464 KK atau 1.600 penduduk, serta fasilitas umum lainnya.

Camat katakan, pihaknya pun berupaya maksimal bisa segera mendapatkannya bantuan Sembako dari lembaga BUMN, menyusul hingga Jum’at siang dari Dinsos Kabupaten Garut baru mendapatkan bantuan satu kuintal beras, serta 20 dus mie instan.
Para korban bencana mendesak pula, antara lain bisa segera mendapatkan bantuan berupa selimut, alas tidur, family kit, pakaian, dan obat-obatan.
“Prioritas Kegiatan”

Sedangkan prioritas kegiatan pascabencana ini, di antaranya bergotong-royong menyelenggarakan normalisasi aliran sungai, dan pembersihan pemukiman masyarakat terdampak.
Kemudian kegiatan prioritas penanganan jangka panjangnya, antara lain pembangunan permanen sepanjang aliran sungai, pembuatan tembok penahan tanah (TPT), serta jaringan irigasi tersiair menuju areal persawahan.

Dikemukakan Camat Teten Sundara, bencana tersebut diduga kuat akibat hujan sangat lebat yang menggerus gunung berkondisi gundul lantaran ulah maupun perilaku manusia, yang sebelumnya kerap melakukan aktivitas perambahan hutan.
Banjir bandang dan longsoran antara lain pula menyebabkan terputus totalnya lintasan jalan penghubung Kampung Muncang Gajah dengan Kampung Gado Gempol di Desa Campaka.

Berdasar informasi sementara yang berhasil dihimpun Garut News menunjukan, kondisi fasilitas umum yang rusak antara lain meliputi delapan masjid, dua sekolah dengan enam ruang kelas, dan tujuh jembatan.
Selain itu empat titik lokasi Irigasi, serta dua titik lokasi jalan. Total kerugiannya sementara diprediksi mencapai Rp4,476 miliar.

Dikatakan, semula luapan air deras datang dari dua Sungai Citatapa, dan Cideres, langsung menabrak serta merubuhkan tembok rumah milik H. Ujang, sehingga menghanyutnya seluruh isinya termasuk satu unit kendaraan roda tiga.
Luapan air deras pun melanda Kampung Cijanur, lantaran ada penyempitan di jembatan, pusaran air itu menjadi meluap ke perkampungan mencapai ketinggian berkisar 1,5 hingga dua meter.

Selain merendam perkampungan, juga mengakibatkan banyak tembok pada bantaran sungai tergerus mengakibatkan longsor, serta mengahanyutkan ragam benda dilintasinya.
Luapan banjir bandang itu pun, ternyata tak hanya di Sugai Cideres, melainkan pada Sungai Cikurutug Desa Malangbong, berdampak pada rusaknya jembatan di Tanjaknangsi Desa Malangbong.

Sedangkan di daerah Kampung Ciwahang Desa Sukamanah terjadi hal sama diduga berasal dari daerah pegunungan, air tersebut melewati jalan dan selokan hingga kemudian menimpa perkampungan penduduk.
Selain tragedi banjir bandang ini, terjadi pula longsor pada beberapa desa di antaranya Desa Girimakmur, Desa Campaka, Desa Mekarmulya, Desa Cihaurkuning, Desa Cikarag, Desa Barudua, Desa Cinagara, dan di Desa Sekarwangi.


Bencana terjadi pula di wilayah Kecamatan Banjarwangi.
*******
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat.