“Manusia Bukan Domba, Hanya Memenuhi Kebutuhan Makan dan Mandi”
Esay/Fotografer : John Doddy Hidayat
Garut News ( Kamis, 07/09 – 2017 ).
Sekitar 6.535 korban terdampak puncak amuk Sungai Cimanuk di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada 20 September 2016 silam. Hingga kini, Kamis (07/09-2017) atau menjelang satu tahun prahara banjir bandang tersebut menggerus mereka namun masih belum direlokasi pada hunian tetap.
“Padahal manusia itu bukan domba, yang hanya cukup memenuhi kebutuhan makan dan mandi,” ungkap Dede (36) bersama istrinya hingga kini masih mengungsi pada “hunian sementara” (huntara) Wisma LEC.
Lantaran sejak peristiwa yang sempat meluluh-lantakan masa depannya ini, Dede bersama keluarganya bermukim di pengungsian itu.
Dia juga mengaku ingin segera menempati rumah relokasi yang disiapkan Pemkab setempat, sebab menurutnya hidup di pengungsian pada hunian sementara dinilainya sangat tak bagus kondisinya membina kelanjutan kejelasan masa depan anak beserta keluarganya.
Ungkapan senada mengemuka pula dari sejumlah pengungsi lainnya, termasuk para pengungsi yang terpaksa meninggalkan huntara rumah susun milik Yayasan Pendidikan Islam Al Musadaddiyah karena kembali dimanfaatkan pemiliknya.
Juga pengungsi yang terpaksa hengkang dari huntara gedung Transito, sehingga banyak di antaranya terpaksa mengontrak rumah, serta ikut menumpang hidup di rumah saudara maupun sanak famili.
Wakil Bupati Helmi Budiman belum lama ini katakan, total keseluruhan sekitar 1.300 unit rumah hunian tetap korban terdampak puncak amuk Sungai Cimanuk, diupayakan bisa tuntas pembangunannya pada pertengahan 2018 mendatang.
Ragam program penanggulangan pascabencana termasuk upaya pemulihan serta rehabilitasi, dan rekonstruksi hingga kini senantiasa masih terus dilaksanakan, di antaranya dengan menyediakan 753 unit rumah hunian tetap.
Serta tengah memproses pembangunan 170 unit rumah lainnya, juga antara lain lebih 400 unit rumah di atas tanah sekitar tujuh hektare, termasuk penyediaan tanah seluas dua hektar untuk membangun rumah sumbangan “Qatar Charity Indonesia”, katanya.
Dalam pada itu, sangat derasnya debet air hingga mencapai ketinggian delapan meter lebih pada puncak amuk Sungai Cimanuk 20 September 2016 silam.
Lantaran dipicu tingginya intensitas curah hujan yang mencapai sekitar 255 mm per jam, mulai pukul 22.00 WIB.
**********